16. Please

6.8K 589 80
                                    

Suasana hening kembali memenuhi ruangan The Pillars. Pasalnya, kini Hazel dan juga Fadel nampaknya masih perang dingin karena apa yang Kathrina bisikkan pada Fadel kemarin. Gadis tomboy itu sepertinya masih memiliki masalah personal dengan Hazel karena Hazel tidak menjawab dengan jujur. Ralat. Hazel sudah jujur, namun Fadel memang lebih mempercayai apa yang Kathrina katakan kepadanya.

Fadel menarik kerah seragam Hazel cukup kuat. Hazel balik menatap Fadel dengan tatapan tidak percaya. "Apa-apaan sih, Del?!"

"L-Lo ... tidurin Rachel?!"

"HAH? Lo waras gak, sih?" Hazel menahan cengkeraman tangan Fadel pada kerah seragamnya, menatapnya tak kalah tajam. "Buat apa gue lakuin itu, Del?! Gue bahkan gak pernah sekalipun nyentuh Rachel!"

Fadel bangkit dari duduknya, mendorong Hazel kuat dan berhasil membuatnya terjatuh. Jika bertengkar menggunakan kekuatan fisik, Fadel adalah pemenangnya. Hazel tidak begitu kuat jika lawannya adalah Fadel. "Del! Sadar, Del! Kita dijebak!" panik Hazel saat melihat Fadel yang semakin mengeraskan kepalan tangannya, bersiap menghajar Hazel.

Belum sempat memukul, Clara mendorong Fadel, membuatnya gagal melakukan aksinya. Clara menampar gadis itu, berusaha menyadarkannya. "Fadel. Sadar!"

Misya yang melihat keributan antara ketiganya, kini ikut membantu Hazel, membantu temannya itu untuk bangkit. "Fadel, kayanya kita beneran dijebak sama Kathrina. Tapi kita masih butuh dia untuk saat ini. Kita butuh dia untuk bersihin nama kita terlebih dahulu, Del," jelas Misya.

Fadel mendengus kasar. Aneh, bisa-bisanya gadis itu membayangkan jika benar Hazel tidur dengan Rachel. Namun, setelah beberapa saat, gadis itu memberikan tatapan kosong. Benar. Hanya Fadel sendiri yang mengetahui bahwa dirinya jatuh hati pada Rachel. Lantas, bagaimana cara Kathrina mengetahuinya? Apa gadis itu hanya mengetesnya saja?

Merasa dipermainkan, kini Fadel berdecak pelan karena sadar bahwa ucapan Misya, Hazel, maupun Clara. Ketiganya mengatakan hal yang benar. "Kalo gitu, bukannya kita harus lawan Kathrina?" ucapnya sedikit merasa bersalah.

Clara menghela napasnya perlahan. "Iya, lo betul, Del. Tapi sebelum itu, kita masih butuh otak licik sekaligus cerdas milik Kathrina. Teka-teki kita tentang siapa dalang penyebar berita ini, belum selesai."

Kathrina berdeham pelan. "Jadi, apalagi kemungkinan yang aneh menurut lo, Ra?" tanya Kathrina seraya menopang dagu dengan tangannya. Membenarkan posisi kacamatanya, gadis itu kembali menatap keempat temannya dengan tatapan serius.

Memejamkan matanya beberapa saat, Clara kembali menatap Kathrina lekat. "Terakhir, pembahasan kita sampai Fiona. Waktu gue bilang kalo kita sekelas sama dia, lo langsung pergi gitu aja." Clara memutar bola matanya malas.

Merasa tersindir, Kathrina mulai menegakkan tubuhnya, tersenyum simpul. "Maaf."

"Tapi, gak sampai disitu aja." Clara kembali membuka catatan miliknya, menunjukkannya ke arah Kathrina. "Setelah gue pikirin, kayanya angka "4" dan "8" ini, bukan cuma angka. Melainkan simbol dari suatu hal."

"Gimana kalo ternyata, kedua angka ini memiliki suatu arti?" celetuk Hazel. Kini, giliran Hazel yang melanjutkan penjelasan dari Clara. "Kath. Dari ketiga list nama kemarin, baik Fadel, Flora, dan Fiona, ketiganya sama-sama punya inisial yang sama, yakni huruf "F", iya 'kan?"

Hazel menuliskan sesuatu pada kertas. "R-E-F-A-D-E-L-A, F-I-O-N-N-A-R-A, dan F-L-O-R-I-S-H-A," ucap Hazel, mengeja satu persatu nama. "Inisial yang sama, dengan jumlah huruf yang sama. Huruf "F" dan terdiri dari "8" huruf. Terus, yang gue bingung, angka "4" ini, artinya apa?"

Obsessed (GitKath) [Hiatus]Where stories live. Discover now