(46.) Membaik atau Memburuk?

52.7K 5.7K 7.5K
                                    

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--5 RIBU VOTE DAN 7 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?! (Sedikit naik, aku mau ngejar AU nya dulu yaa di instagram @agaskarstory.ofc)

ABSENN DULUU, KALIANNNN BACAAAA INII JAMM BERAPAAA? DAN WIB WITA OR WIT?!
•••••••••••

HAIIIII PASREMOYY SEMUAA😻MAAFF YAA BARUU BISAA UPDATEEE HUHU, KETUNDA SEHARI DOANG KOK🤗ANW BELUM ENDING YAA, INI KITA MASIH BERADA DI 7/10 PUNCAK KONFLIK EAAA
••••••••••••••••

"Yang tampak biasa dari depan, sejujurnya juga menyimpan lukanya sendirian."
-Arazey Henessy Elthea-

"Kak Agaskar," panggil Zeya yang membuat sang empu pun lekas menoleh ke belakang.

Keduanya berada di sebuah lapangan yang sangat luas, tidak ada batasnya. Cerah dan sangat menerangi lingkungan sekitar, membuat keduanya dapat jelas memandangi wajah satu sama lain.

"Apa?" tanya Agaskar.

Mata Zeya pun berkedip dalam, usai mendengar kata 'apa' yang keluar dari mulut suaminya. Perempuan itu meneguk salivanya kasar, ia berusaha bersikap tenang dan menyimpan rasa terkejutnya cukup rapi.

 Perempuan itu meneguk salivanya kasar, ia berusaha bersikap tenang dan menyimpan rasa terkejutnya cukup rapi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah lo tandatangani?" tanya Zeya balik. "Surat permohonan perceraian dari pengadilan."

"Udah," jawab Agaskar spontan, benar-benar seakan tidak ragu.

Lagi-lagi Zeya meneguk salivanya kasar, kali ini ia harus menelan kenyataan pahit bahwa keputusannya ingin berpisah sudah benar-benar diterima oleh Agaskar.

"M-makasih, Kak," sahut Zeya lagi dengan senyum tipis, ada percikan hambar yang ikut merangkai lengkungan bibirnya.

Agaskar pun mengangguk pelan, raut wajahnya terlihat tidak ada beban. Padahal yang Zeya tanyakan adalah permohonan surat perceraian yang harus ia tandatangani.

AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]Where stories live. Discover now