27. Jealous

5.6K 636 142
                                    

Matahari semakin menampakkan kehadirannya, membuat suasana siang itu semakin terang. Beruntung ramalan cuaca pada pagi hari tadi memberikan jawaban yang memuaskan. Dapat dipastikan, pada hari ini tidak akan turun hujan. Agar kegiatan berjalan lancar, kini para panitia acara memanggil seluruh siswa-siswi untuk mengikuti berbagai kegiatan outbond yang akan dilaksanakan pada hari pertama.

Dengan peluitnya, sang ketua panitia akhirnya berhasil mengumpulkan siswa-siswi SMA Puncak Prestasi. Dengan langkah gontai, Kathrina mengekor di belakang Gita. "Ini kita mau ngapain, sih? Aku ngantuk. Mau tidur siang," keluhnya berbisik kepada Gita seraya merapikan posisi barisannya. "Boleh izin gak? Males. Tapi kalo aku izin, kamu harus ikut sama aku."

Gita menoleh, melirik Kathrina kilas kemudian kembali meluruskan barisannya. "Kamu gak pernah ikut perkemahan kaya gini, ya?" tanyanya. Kathrina menggeleng sebagai jawaban.

"Biasanya gak ke tempat kaya gini soalnya. Biasanya study tour ke Malaysia, Singapura, atau negara-negara lain. Makanya ini pertama kalinya buat aku dateng ke hutan kaya gini," jelasnya dengan bibir yang ia majukan karena kesal. Sesekali gadis itu menendang pelan batu kecil dan ranting secara asal. "Gak suka, banyak serangga."

Kathrina tidak begitu menyukai suasana hutan, ia lebih menyukai pergi menuju suatu pantai karena menurutnya, suasana di pantai lebih cerah jika dibandingkan dengan hutan rimba. Ia benci dingin, ia benci gelap, dan kini, sepertinya hutan akan masuk kedalam list hal-hal yang tidak ia sukai. "Mau ke pantai!" pekiknya pelan, membuat Gita meliriknya tajam, menyuruhnya untuk berhenti mengeluh. Kathrina memutar bola matanya malas, namun kini tangannya telah melingkar pada pinggang Gita, memeluknya dari belakang.

"Ya, pada siang yang cerah ini, kita akan melaksanakan berbagai permainan!" ujar panitia yang berdiri di depan, berbicara menggunakan toa. "Kalian akan satu kelompok dengan orang-orang yang berada dalam lingkaran tenda yang sama," lanjutnya membuat Kathrina sedikit mengernyitkan dahinya.

"Hah? Maksudnya?"

"Kita sekelompok. Kamu liat tenda kita disana?" Hazel menunjuk ke arah tenda mereka yang memang sengaja dibuat melingkar. Ada lima tenda berdiri kokoh, mengartikan bahwa Kathrina, Gita, Misya, Hazel, Fadel, Rachel, Clara, dan Mikaila, akan tergabung dalam satu kelompok yang sama.

Fadel menghitung jumlah tenda yang melingkar bersebelahan dengan tendanya. Merasa kurang seseorang, kini Fadel bertanya, "Dua orang lagi siapa?"

Barisan dibubarkan, mereka pun kembali menuju tendanya masing-masing. Tak lama, ada dua orang siswa yang hadir dengan napas tersenggal. "Halo, sorry telat. Ini tadi nemenin temen gue dulu," jelas orang tersebut kemudian tersenyum manis. "Maaf banget ya."

Gita tersenyum tipis menatap orang yang baru saja hadir. Telah berdiri dua orang laki-laki di hadapan mereka berdelapan. "Gue Leoniel, ini temen gue, Gian. Kebetulan kita bakal satu kelompok. Jadi, mohon bantuannya ya," ucapnya seraya memperkenalkan temannya sekaligus.

Gian tersenyum manis, berkenalan dan berjabat tangan dengan seluruh teman kelompoknya. Namun, saat berjabat tangan dengan Kathrina, ia sengaja menahan jemarinya sedikit lebih lama. "Hai, gue Gian. Kita sekelas, tapi kayanya lo gak pernah notis gue. Oiya, kalo ada apa-apa, lo bisa bilang ke gue ya, Kath."

Gita melirik tajam antara Gian dan Kathrina. Gian yang tersenyum begitu manis, dengan Kathrina yang membalasnya dengan senyum yang tak kalah ramah dan manis membuat Gita merasakan suatu hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa aneh yang hadir, entah mengapa membuatnya ingin marah detik ini juga. "Siapa sih? Pegang-pegang pacar aku," batinnya bertengkar.

Gita memutar bola matanya malas. Gadis itu mengalihkan pandangannya, tak lama Gian dan Kathrina juga melepaskan jabat tangan antara keduanya. "Maaf, malah jadi canggung," ucap Gian seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Alright. Call me anytime, Kath."

Obsessed (GitKath) [Hiatus]Where stories live. Discover now