_Yanah_: Kata orang jodoh itu di tangan Tuhan, tapi kata gue, jodoh itu karena tonjokan. Gue merasa 'klik' saat melihat luka di wajah pria yang akhirnya melamar gue. Nekat sih kalau gue bilang. Tapi itulah cinta, tidak lagi ada rasa atau logika yang mengendalikannya. Cinta ya cukup dia saja, tidak ada pemilihan di mana logika dan rasa. Hari itu, hari di mana gue berhasil mengompres luka dan menatap matanya dalam-dalam. Gue merasa menemukan dunia gue. Gue siap sakit dan berkorban banyak untuk menyembuhkan luka yang ada, satu paket bahagia dan sedih, siap gue tanggung. _Ja'far_: Aku mungkin gila, punya cita-cita dekat dengan mantan melalui adik iparnya. Tapi, mau gimana lagi. Kalau cinta sudah melekat penyakit gila jadi sering kumat. Cinta pertama yang dewasa pasti susah buat dilupa. Bukan cuma aku pastinya. Aku ndak mau melepas mimpi begitu saja setelah banyak yang dikorbankan. Tapi saat ijab kabul, perasaan bersalah itu muncul. Haruskah aku korbankan perempuan lain untuk kebahagiaan mendapat perempuan lainnya. Sepertinya tidak mungkin, cintanya tidak bisa dipaksakan. Harusnya aku sadar bahwa bahagianya juga bahagiaku.
3 parts