34. HILANGNYA RAISA

3.1K 280 58
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.
.
[HAPPY READING]
💐💐


Sekarang ini Raisa sedang berada di dalam asramanya bersama ketiga sahabatnya yang selalu menemani nya.

"Sa. Kok bisa kamu di fitnah sama Ning Sarah?" Tanya Fatimah kepada Raisa. "Aku juga ngga tau," Jawabnya.

"Kalau gue ada di situ. Udah gue tarik tuh mulut yang udah berani fitnah sahabat gue," Ucap Nanda dengan nafas yang menggebu gebu. Karena ia sangat kesal terhadap sikap Ning Sarah yang menurutnya sudah kelewatan.

"Iya. Aku juga kalau ada di sana aku tarik balik tuh kerudung," Dania ikut menimpali ucapan Nanda.

"Harusnya lo bales sa," Ucap Nanda sambil menatap wajah Raisa.

"Gimana mau bales. Aku aja kaget liat Ning Sarah tiba tiba pingsan," Ucap Raisa membuat mereka merasa bersalah karena tak ada saat Raisa sedang membutuhkan mereka bertiga.

"Maaf ya sa. Kita ngga ada waktu kamu di fitnah sama Ning Sarah," Ucap intan mewakili mereka berdua.

Raisa tersenyum mendengar itu. "Udah ngga papa kok. Lagian nih aku juga udah tahan banting," Ucap Raisa sambil terkekeh kecil.

Mereka yang mendengar itu pun ikut terkekeh kecil.

"Tenang aja sa. Gue bakal bales perbuatan Ning caper itu," Ucap Nanda.

"Bukan Ning caper Nanda. Tapi Ning Sarah," Kata Fatimah membetulkan.

"Terserah gue mau panggil apa kek. Tapi emang lebih cocok di panggil Ning caper sih," Ucap Nanda membuat mereka yang mendengar itu pun hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Yaudah kalau gitu aku mau ke ndalem dulu ya," Ucap Raisa sambil menatap wajah sahabatnya secara bergantian.

"Iya," Jawab mereka hampir bersamaan.

"Assalamualaikum," Salam Raisa.

"Waalaikumsalam," Jawab mereka secara bersamaan. Raisa pun langsung pergi keluar dari asramanya dan berjalan menuju ke arah ndalem.

Saat sedang berjalan menuju ke arah ndalem, tiba-tiba lengan Raisa di tarik paksa oleh Amel dan indah.

Raisa sempat terkejut, namun ia mengikuti saja langkah Amel yang menurutnya sangat cepat.

"Amel kamu mau bawa aku ke mana sih?" Tanya Raisa berusaha untuk melepaskan cekalan tangan Amel dan indah yang sangat kuat hingga membuat pergelangan tangannya memerah.

Mereka tak menjawab hingga akhirnya Raisa di bawa ke sebuah rumah kosong, Raisa membelalakkan matanya tak percaya saat mereka berdua memaksa dirinya untuk masuk kedalam rumah kosong tersebut.

"Amel! Indah! Lepas!" Raisa masih berusaha untuk melepaskan cekalan tangan keduanya.

Mereka berdua memaksa Raisa untuk duduk di kursi yang sudah usang, Raisa memberontak ketika mereka berdua mengikatkan tali kepada kedua tangannya dan kaki nya hingga membuat Raisa tak bisa bergerak.

"Kalian berdua. Lepasin aku!!" Teriak Raisa hingga membuat Amel marah.

"Kamu bisa diem ngga sih?!" Ucap Amel sambil mencengkram kedua pipi Raisa. Tak terasa air mata Raisa mengalir dengan deras.

"Aku bisa bilangin kalian ke Gus zizan," Ucap Raisa membuat mereka berdua yang mendengar itu pun terkekeh kecil.

"Boleh. Kalau bisa,"Ucapnya sambil menatap kearah indah. Indah yang di tatap pun mengangguk dan memberikan sebuah lakban hitam kepada amel.

Cinta di gerbang pesantren [Segera Terbit]Where stories live. Discover now