CELESTIAL I

23 3 6
                                    

"Dek.....adek...adek.....dek....udah subuh sholat dulu yuk, ayah dan abang udah nungguin tuh" ucap ibu sambil menarik selimutku.

" Seyn masih ngantuk buk" ucapku sambil menyedot kembali ilerku yang hampir menetes.

Ibu berusaha membangun kan ku dengan menyimpratkan air ke wajah ku. Aku pun tak mau bangun, entah setan apa yang merasuki ku.

" Kalau nggak bangun juga, ibu bilang yah ya!" Mengancam ku dengan lembut.

Aku pun loncat dari tempat tidur ku dan lansung masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

     Aku pun loncat dari tempat tidur ku dan lansung masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perkenalkan namaku Seyna Leony Abrina. Biasa dipanggil seyn dan aku suka seblak (hehhehe). Aku anak bungsu dari 2 bersaudara. Ayah dan ibuku memiliki usaha resto kecil kecilan di samping rumah. Aku sangat suka melukis, dari kecil aku sudah diajarkan melukis oleh Abang ku. Aku lahir di sebuah keluarga yang sangat bahagia.

LANJOOT....

Matahari pagi pun muncul memancarkan cahayanya. Aku beserta orang tua dan saudaraku duduk di luar rumah sambil berjemur matahari pagi.

" Untung ada hari Minggu ya yah, kalau tidak seyn nggak bakal bisa berjemur bersama ayah dan ibu" ucapku sambil menghirup udara segar.

Orang tua beserta saudaraku tertawa mendengar ucapan ku. Ku lihat rumah tetanggaku yang sepi seperti tidak ada orang.

Sore harinya.....
"Satu.....dua.....tiga.....empat.....lima.....enam.....tujuh" seruan ku melalui sebuah telpon kaleng di dalam sebuah rumah pohon tua.

Tak kurang dari 5 detik orang yang ku panggil pun tiba.

"Sore seyn...udah selesai?" Ucapnya dengan senyum menyindir.

"Apaan sih Prass....ya belum lah, ini kan tugas kelompok. Kamu dari mana aja sih?" Ucap ku sambil mengkerut kan kening ku.

" Aku baru pulang beribadah sama orang tua... seperti biasa!!" Ucapnya. Akupun diam dan tidak menjawab semua pertanyaannya karena marah.

"Iya iya maaf" sambil memotret ku dengan kamera vintage milik ayahnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SAKURA SPRINGWhere stories live. Discover now