15 Agustus 2019.
Sama seperti tanggal 15 Agustus di tahun-tahun sebelumnya, hal pertama yang ku dapat ketika bangun tidur di hari ini adalah pelukan manis Mama dan Papa, diiringi suara nyaring Mama menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun.
Salah satu hal yang paling ku syukuri di dunia.
Aku terlalu malu untuk mengucap ini, tapi terimakasih Mama, Papa. Aku beruntung jadi anak kalian.
Setelah perayaan kecil-kecilan selesai, kembali ke rutinitas biasanya.
Ya, berangkat ke sekolah.
Aku baru mengecek ponsel ketika sampai di sekolah. Pesan masuk dari Achal muncul di notifikasi paling atas, diikuti pesan dari Laksita dan teman-teman SMP-ku.
"Jana! Kamu ulang tahun?"
Nayya datang dengan heboh kemudian mengulurkan tangan. Aku tertawa rendah dan meresponnya.
"Kok tau?"
"Aku liat instastory-nya Achal. Selamat ulang tahun, ya!"
Wah, Achal sudah sepopuler itu ternyata. Gadis itu benar-benar membulatkan tekat untuk memperluas pertemanan di masa SMA. Sayang sekali aku tak bisa bersosialisasi dengan mudah sepertinya karena terhalang kepribadian.
"Makasih, ya."
Tak berselang lama, satu persatu siswa kelasku berdatangan. Nayya dengan antusias memberi tahu semua siswa bahwa aku berulang tahun hari ini. Aku hanya terkekeh dan menggelengkan kepala ketika melihat tingkahnya.
Sampai waktu istirahat tiba, sekumpulan siswi datang menuju meja ku.
Kayla, Nisha, Adhia, Puspa, dan tentunya Nayya, mengajakku untuk foto bersama. Katanya, sih, untuk merayakan ulang tahun ku.
"Gaya yang jelek, dong!" seru Nayya, yang paling semangat di antara kami semua. Gadis itu mencontohkan gaya aneh dengan mata menutup sebelah dan lidah menjulur. Membuat kami terpingkal tak kuasa melihat ekspresinya.
Setelah sesi foto selesai, kami pergi ke kantin. Mereka menawarkanku jajan sebebasnya, paling banyak lima ribu per-orang. Aku sempat menolak karena tak enak, tapi mereka memaksa karena menganggap ini sebagai kado untukku. Aku pun mengiyakan walaupun akhirnya jajanan itu berakhir di perut kami semua.
"Nanti aku minta fotonya ya, Jana!" Nisha berucap ditengah kunyahannya.
"Aku juga." seru Puspa.
"Aku jugaaa!" kali ini Adhia.
"Gimana kalo bikin group chat aja? Biar Jana gak perlu kirim berkali-kali." usul Kayla. Membuat kami semua mengangguk setuju.
Dan dari sinilah pertemanan masa SMA-ku di mulai.
15 Agustus, adalah hari ulang tahunku, juga hari ulang tahun pertemanan ku bersama Kayla, Adhia, Nisha, Puspa, dan Nayya.
•••
"Ssst, Jana!"
Entah sudah keberapa kalinya Nayya memanggil ku di hari ini, dan entah keberapa kalinya juga aku menengok ke arahnya dengan sabar.
"Apa lagi..."
Nayya tertawa tanpa suara, ia melirik ke meja guru sekilas, kemudian memandangku lagi. "Mau ke toilet, gak? Temenin aku, dong."
Aku melirik Bu Nada-guru matematika wajib yang terkenal killer-dengan ragu-ragu. "Di marahin, gak?" bisikku pada Nayya.
"Gak, lah. Dia harusnya udah keluar, orang jam pelajarannya udah abis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Cerita Untuk Kamu (Terbit)
Teen FictionBercerita tentang Renjana Manohara, anak perempuan lugu namun ambisius, yang baru saja masuk ke bangku sekolah menengah atas di tahun 2019. Membawanya bertemu Radipta Abra Supala, laki-laki mati rasa yang penuh tanda tanya. "Kita diciptakan hanya un...