Budayakan follow sebelum baca~
Happy Reading! 🤍
•••
"Serius hari ke dua kita free?!"
"Ssst," Kayla menempelkan jari telunjuk di depan bibir, membuat kami makin mendekat padanya. "Jangan kasih tau siapa-siapa dulu. Tunggu pengumuman dari sekolah aja."
Keuntungan punya teman yang menjadi salah satu anggota OSIS, mereka lebih dulu tau informasi-informasi tentang kegiatan di sekolah dibanding murid lainnya. Kami beberapa hari lalu sempat diberitahu oleh salah satu guru bahwa studi kampus akan dilaksanakan dua hari. Hari pertama full kegiatan, hari kedua masih rahasia. Karena aku dan teman-temanku sudah kepalang penasaran, jadilah kami merayu Kayla untuk membocorkan agenda hari kedua.
"Wah gila. Tapi ini udah H-1 masa belum di infoin juga dari sekolah?" protes Nayya yang kemudian di respon Kayla dengan gelengan kepala.
"Biasa, lah.. Dari dulu sekolah kita kan kalo ada info apa-apa selalu mendadak." ujarnya yang kompak kami setujui.
"Kalo free, berarti kita nentuin sendiri mau pergi kemana?" tanya Puspa.
Kayla mengangguk. "Kayaknya sih gitu. Pokoknya bebas asal gak mencar jauh-jauh dari penginapan."
"Asik!" seru Nayya. Ia menyalakan ponsel, kemudian membuka pencarian dengan keyword 'Destinasi Jogja'.
"Ngapain, Nay?" tanya Nisha yang memang kebetulan duduk bersebrangan dengan Nayya.
"Cari destinasi di sana buat kita kunjungin!"
Nayya menunjukkan beberapa foto tempat wisata yang dekat dengan penginapan ke hadapan kami.
"Yang ini coba liat."
"Ah, panas pasti kalo siang."
"Tapi seru, Dhi."
"Coba liat yang lain lagi."
Selanjutnya meja kami penuh dengan obrolan tentang destinasi yang akan kami kunjungi di hari kedua nanti. Sampai tak terasa waktu jamkos sudah habis dan bel pulang sudah berbunyi.
"Aku belum liat Radipta hari ini." keluhku seraya melirik pintu kelas sebelah. "Masuk, gak sih, dia?"
Mata Nayya menyipit, entah mencari apa aku tak tahu, tapi pandangannya tertuju pada rak sepatu.
"Masuk dia. Itu sepatunya ada."
Aku terkekeh kecil. "Kamu hapal sepatu Radipta?"
"Kamu suka nanyain dia masuk apa enggak, padahal aku juga gak tau. Ya udah mending aku hapalin sepatunya."
Kini senyum kecilku terbit. Benar kan apa ku bilang. Meski Nayya terlihat benci Radipta, diam-diam pasti ia peduli.
"Yah, keduluan, Jan."
Radipta keluar dari kelas, bukan disusul Heru, melainkan disusul Glara. Itu sebabnya Nayya berkata demikian.
Mataku dan mata Glara bertemu, ia lantas membuang muka dengan acuh lalu bergerak mendekati Radipta yang berada dua langkah di depannya.
Dipikir aku cemburu? sirik? iri?
Iyalah!
Kini mataku beralih pada Radipta. Tiga detik setelah aku memandangnya, ia menatapku balik. Tapi tak lama karena atensinya jatuh kembali pada Glara yang mulai bersuara.
"Besok jadi pergi, kan?"
Radipta mengendikkan bahu. Lalu mata kami bertemu lagi sebelum ia berbelok turun dari tangga. Meninggalkan Glara yang menahan kesal seraya mengepalkan tangan.
YOU ARE READING
Satu Cerita Untuk Kamu (Terbit)
Teen FictionBercerita tentang Renjana Manohara, anak perempuan lugu namun ambisius, yang baru saja masuk ke bangku sekolah menengah atas di tahun 2019. Membawanya bertemu Radipta Abra Supala, laki-laki mati rasa yang penuh tanda tanya. "Kita diciptakan hanya un...