2| Menerima

4.7K 233 95
                                    

"Tak apa jika ia harus membohongi hati kecilnya, ayah dan bunda adalah yang utama baginya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tak apa jika ia harus membohongi hati kecilnya, ayah dan bunda adalah yang utama baginya"

-Zayn-

KINI mereka mereka sudah berkumpul di ruang keluarga, ayah kemudian menyampaikan soal tawaran Pak Gunawan.

"Bunda tidak setuju, Yah! Itu sama dengan kita menjual Zira!!" ucap bundanya tak terima.

"Tidak! Tidak! Kita tidak akan mengorbankan anak kita satu-satunya!" tegasnya lagi.

"Buat bunda biarlah rumah kita disita daripada kita harus mengorbankan Zira!"

Sedangkan Zira, ia hanya bisa tertunduk. Ia tak tahu harus berucap apa. Jujur, ia cukup syok begitu mendengarnya.

Ayah tak membantah bunda, beliau tetap setia mendengarkannya hingga bunda kemudian sudah cukup tenang barulah ayah kemudian kembali bicara.

"Ayah mengerti. Awalnya ayah juga berpikir sama seperti bunda saat pertamakali menerima tawaran itu. Tapi setelah ayah coba cari tahu lagi, keluarga pak Gunawan memang adalah keluarga yang baik-baik. Ayah juga sudah cari tahu betul mengenai anak laki-lakinya itu. Dia adalah pria yang baik yang merupakan seorang dosen muda dan juga bekerja sebagai peneliti di sebuah lembaga penelitian."

"Tapi, ini semua ayah kembalikan pada bunda dan Zira. Terutama Zira, karena dia yang akan mejalaninya. Pak Gunawan juga tidak memaksa, begitupun dengan ayah. Mungkin kita masih bisa mengusahakan mencari uang tersebut dengan cara lain. Namun, masa depan dan kebahagian Zira adalah yang paling penting," jelas ayanya kemudian memeluk dan mengecup pucuk kepala putri satu-satunya itu.

Zira tersentuh mendengar ucapan ayahnya itu. Ia sangat beruntung, ayah dan bundanya sangat mencintainya. Zira sadar ia bahkan belum bisa memberikan apa-apa pada mereka. Ayah mengatakan itu hanya untuk menenangkan saja, padahal Zira tahu betul benar-benar tidak ada lagi jalan keluar untuk masalah keluarganya, mereka memang tak mempunyai apa-apa lagi.

Ia kemudian berpikir, mungkin benar dengan menerima tawaran pak Gunawan tersebut akan membantu masalah keluarganya. Ia tidak ingin ayah dan bunda susah lagi. Setidaknya inilah yang bisa ia lakukan untuk mereka.

Cukup lama ia menimbang-nimbang sebelum kemudian ia membuka suara. "Ayah, Bunda..."

"Zira menerima tawaran Pak Gunawan tersebut, menikah dengan anak beliau."

Deg

Sontak ayah dan bunda langsung menatap ke arahnya. Mereka tak percaya dengan apa yang diucapkan purinya barusan.

"Zi? Kamu serius?!!" Kamu tidak harus melakukannya, nak!" ujar Bunda.

"Benar, Zi. Seperti yang ayah katakan. Ayah tidak memaksa kamu. Yang terpenting bagi ayah adalah kebahagiaanmu, Zi" jelas ayah lagi.

Zira kemudian menggenggam tangan kedua orangtuanya. "Ayah, Bund. Zira tidak terpaksa. Ini keinginan hati Zira sendiri. Zira juga melihat Pak Gunawan adalah orang yang baik, pasti anaknya juga tak jauh berbeda. Mungkin kita bisa mencobanya dulu."

Zayn ✓LengkapWhere stories live. Discover now