4| Agreement

4K 197 100
                                    

"Silakan jalani saja kehidupan kamu seperti biasanya, begitupun dengan saya"

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


"Silakan jalani saja kehidupan kamu seperti biasanya, begitupun dengan saya"

-Zayn-


SEMENJAK pertemuan kemarin Zira jadi canggung untuk ke kampus. Bagaimana tidak, pagi ini ia akan belajar dengan Pak Zayn. Baru menginjakkan kaki di pintu kelas saja sudah membuat jantungnya serasa beralih dari tempatnya.

Untunglah tenyata Pak Zayn belum masuk. Ia pun cepat-cepat mengambil kursi di posisi belakang.

Dan benar saja, tepat lima menit sebelum kelas dimulai, Pak Zayn sudah duduk di kursi dosen mempersiapkan laptopnya untuk memulai perkuliahan. Dan perkuliahan pun berlangsung seperti biasanya. Tak seperti Zira, Pak Zayn tampak terlihat seperti biasa saja. Namun siapa sangka diam-diam pria itu sempat melihat biodata Zira dari portal mahasiswa. Tentu ia perlu tahu bagaimana gadis yang akan ia nikahi itu. Ternyata Zira pernah beberapa kali mengambil mata kuliah yang ia ampu. Jika dilihat dari indeks prestasinya Zira bukan mahasiswa yang begitu pintar, namun juga bukan termasuk deretan dengan ipk rendah. Bisa dikatakan mahasiswa yang biasa-biasa saja. Pantas ia tak familiar dengan namanya, namun juga tak asing dengan wajah itu.

"Kamu yang di belakang bisa jelaskan kembali secara ringkas apa yang saya jelaskan barusan?" ujarnya tiba-tiba.

Deg

Sontak jantung Zira hampir bergeser dari tempatnya. Meski melihat ke depan, ia tak bisa begitu fokus sedari tadi.

"Saya Pak?" ucap teman disebelahnya.

"Iya."

Huffttt

"Syukurlah..." batin Zira lega. Padahal kuku-kukunya sudah memucat dan lututnya sudah begitu tremor dibuatnya. Ia bersyukur bisa selamat hari ini, namun tak tahu dengan hari-hari berikutnya. Sungguh ia tak bisa membayangkan apalagi ia akan serumah dengan dosen itu nanti.

oOo

Waktu pun terus bergulir. Tak terasa kini hari yang 'ditakuti' Zira pun tiba. Kini Pak Zayn sudah siap duduk dihadapan ayahnya untuk mengucapkan ijab qobul.

"Saudara Zayn Malik Akbar. Saya nikahkan engkau dengan putri kandungku, Nazira Afifah dengan mahar 27 gram emas dan satu buah mushaf Al-Qur'an, dibayar tunai!"

"Saya terima nikahnya Nazira Afifah, putri kandung Bapak dengan mahar tersebut dibayar tunai!"

"Sah?"

"Sah!"

"Sah"

"Alhamdulillah..." ucap semua orang.

"Barakallahu laka wa baraakaa alaika wa jamaa bainakuma fii khoir."

Zira masih belum percaya, detik ini ia sudah sah menjadi istri dari seorang Zayn Malik Akbar. Dalam hati ia berharap bahwa ini hanyalah mimpi.

Setelah ijab qobul dilanjutkan dengan acara resepsi. Kini mereka berdua sudah berganti pakaian. Berbagai ucapan selamat berdatangan. Termasuk dari kalangan dosen di kampusnya. Zira tak menyangka jika Pak Zayn juga mengundang para dosen kampusnya. Sungguh ia begitu canggung begitu dosen-dosen yang ia kenal memberikan selamat seraya tersenyum sekaligus dengan tatapan tak percaya.

Zira begitu takut jika kabar pernikahan ini sampai tersebar di kampusnya. Namun ia mencoba berpositif thinking. "Dosen-dosen itu tidak akan menyebarkan berita ini. Mereka cukup sibuk untuk sekedar bergosip ria tentangnya," pikirnya. Zira benar-benar belum siap jika sampai anak-anak di kampus tahu soal ini. Bahkan ia hanya mengundang teman paling dekatnya saja— Sonya, Fani dan Ifan.

"Selamat Zira dan Pak Zayn," ucap mereka meski sedikit kikuk.

"Terimakasih," balas Pak Zayn.

"Makasi ya guys, kalian sudah datang..." Zira langsung memeluk teman-temannya itu.

"Uuu thayangggg... kita gak nyangka banget ternyata lo sudah duluan saja Zi..." ujar mereka.

"Yaudah, kalian juga buruan menyusul sana."

"Gak segampang itu kali Zi... Lo pikir segampang Sonya yang bisa tidur dimana saja apa..."

"Hahaha" Mereka saling tertawa lepas.

Cukup lama mereka saling berpelukan dan berbincang hingga kemudian mereka baru melepaskannya begitu mendapat kode dari pak Zayn bahwa banyak orang-orang mengantri di belakang untuk memberi ucapan selamat.

Acara pun berjalan lancar dan khitmad. Para orang tua mereka pun tampak bahagia dengan pernikahan anak mereka.

oOo

Acara sudah selesai semenjak sore tadi. Ia sudah selesai membersihkan diri, dan kini ia sudah berada di kamar Pak Zayn. Ia merasa begitu canggung sekarang. Ia kemudian hanya memilih duduk di tepi tempat tidur seraya mengedarkan pandangan ke sekitar. Kamar ini hanya didominasi oleh warna-warna monokram. Ditambah lagi suhu kamar ini yang cukup dingin, benar-benar menggambarkan Pak Zayn, pikirnya. Karena bosan, ia kemudian memilih mengscroll-scroll layar handphonenya. Melihat beranda-beranda sosmednya hingga kemudian terdengar suara pintu dibuka menampilkan Pak Zayn yang juga tampak sudah segar.

Hening.

Zira menjadi semakin canggung sekarang.

"Kamu sudah sholat?" tanya Pak Zayn begitu membuka suara.

"Sudah, Pak" jawab Zira dengan anggukan. "Kalau bapak sudah sholat?" Zira balik bertanya.

"Sudah. Ini saya barusan pulang dari mesjid," jawabnya.

"Dan Zira, ada yang mau saya sampaikan ke kamu." Zira pun menoleh.

"Saya tahu kamu menerima pernikahan ini karena orangtuamu. Begitupun saya, melakukan ini hanya demi papa. Jadi setelah ini kamu tak perlu menjalankan kewajiban atau peran kamu sebagai istri. Silakan jalani saja kehidupan kamu seperti biasanya, begitupun dengan saya."

"Saya akan tetap membiayai kuliah kamu dan kebutuhan kamu setiap bulannya. Sehingga kamu tak perlu khawatir soal itu. Kamu mengerti?"

Zira mengangguk. "Mengerti, Pak."

"Dan kamu jangan khawatir. Saya tidak akan menyentuh kamu. Kita akan tidur terpisah. Kamu silakan tidur saja disini, saya akan tidur di ruang kerja," ucapnya kemudian langsung beranjak pergi memasuki pintu abu yang ada di kamar itu. Ya, ruang kerja pria itu berada di kamarnya, yang merupakan tempat paling privasi baginya.

Bersambung....

Bagaimana chapter ini? Sukaa? Atau bikin makin penasaran?

Tulis di kolom komentar ya!

Vote!

Spam next!

Spam lanjut!

Spam keren!

Spam keren!

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
Zayn ✓LengkapOnde as histórias ganham vida. Descobre agora