7| Begadang Bersama

4.6K 211 99
                                    

"Baginya, luka paling dalam adalah luka yang ditorehkan oleh sosok yang ia sebut mama"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baginya, luka paling dalam adalah luka yang ditorehkan oleh sosok yang ia sebut mama"

-Zayn-

.

.

ZIRA terbangun tengah malam, tanpa sengaja ia melihat pintu kerja Pak Zayn sedikit terbuka dengan lampu yang masih menyala. Karena penasaran, diam-diam Zira mengintip dari balik pintu itu.

Ternyata benar. Pak Zayn masih berkutat dengan laptop serta kertas-kertas lembaran mahasiswanya. Pria itu tanpak fokus dengan kening berkerut. Namun, tampak menambah kadar ketampanannya. "Pak Zayn dengan ekspresi gimananpun tetap ganteng juga ya," batin Zira seraya tersenyum tipis.

"Sudah selarut ini, apa Pak Zayn gak masuk angin ya?" batinnya lagi. Dimana jendela ruangan itu terlihat dibiarkan sedikit terbuka, sedangkan Pak Zayn hanya menggunakan baju kaos hitam dan celana selutut tanpa menggunakan jacket ataupun pakaian penghangat.

Zira pun kemudian beranjak menuju dapur, ia berinisiatif untuk membuatkan Pak Zayn minuman jahe sebagai penghangat tubuh.

Tok tok Tok

Terdengar suara ketukan, Zayn yang didalam pun menoleh sebentar. "Masuk."

"Permisi, Pak," ucap Zira sungkan begitu Zayn melihat ke arahnya.

"Kamu?"

"Belum tidur?"tanya Zayn.

"Tidur kok Pak. Cuma tadi kebangun," jawab Zira.

"Oh ya, ini Pak Zira bikinin minuman jahe untuk Pak Zayn." Ia kemudian menaruh cangkir itu ke meja Zayn.

Bukannya berterimakasih, "Saya sudah pernah bilang, kamu tidak perlu repot-repot menjalankan peran istri," ujar Zayn dengan nada dingin.

Deg

"M..mbukan Pak. Saya tidak lagi berusaha menjalani peran sebagai istri kok. Saya cuma inisiatif saja biar bapak tidak masuk angin," jelas Zira. Zayn lalu menaikkan sebelah alisnya. Ia paham betul tabiat manusia, tidak akan melakukan sesuatu jika tidak ada feedback yang didapatkan.

"Lalu?" tanya pria itu.

Zira langsung gelagapan. "Ti..ti..dak apa-apa jika Bapak tidak mau. Saya akan bawa saja lagi ke dapur."

Saat Zira sudah akan mengambil cangkirnya, "Tidak perlu. Biarkan saja disana. Nanti saya akan meminumnya," ujar pria itu kemudian.

"Hhh?"

Zira tercengang seraya dengan ekspresi mengisyarakan "Serius???"

"Ba..baik, Pak," ucapnya kemudian.

Sebelum keluar, langkah Zira sempat terhenti begitu melihat sekeliling ruangan itu. Ini adalah first time dia masuk kesini. Ruangan ini sudah seperti perpustakaan saja, pikirnya. Dimana sangat banyak buku-buku berjejer rapi di sana.

Zayn ✓LengkapOn viuen les histories. Descobreix ara