Jam 1

46 4 0
                                    

Hola(⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Agak ragu buat publish sebenarnya, but here i aaam~

Agak ragu buat publish sebenarnya, but here i aaam~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Agaknya benar kabar burung yang Mima dengar. Gudang makanan ini tidak dijaga ketat di Kamis malam.

Gadis berdarah Jepang itu ber-yes girang dalam keheningan. Hari ini kita makan enak! Batinnya.

Dia mengintip ke arah pintu yang tertutup sambil masih merapatkan diri pada tembok sisi kiri luar gudang makanan. Hanya ada satu penjaga pria yang berdiri tak jauh dari pintu, memandang ke arah lain, kemudian bergidik ketika angin malam menerpa.

"Kok rasanya merinding, ya," gumam si penjaga sembari mengusap tengkuk dan menegapkan postur.

Mima menengadah ke atas, ke arah rekan perempuannya yang sudah memanjat ke atap gudang tanpa menimbulkan suara.

Sang rekan turun dari atap, langsung merogoh suntikan bius, melemparnya dengan tepat menancap ke tengkuk si penjaga yang sempat memekik, dan alat suntik itu secara otomatis menurunkan zat bius dari dalam pipa kecilnya. Dia dan Mima menyeret si penjaga yang runtuh ke belakang gudang setelah mencuri kunci pintu darinya. Tindakan yang rapi dan damai.

Seorang laki-laki menyusul turun dari atap, ikut masuk bersama dua perempuan cerdik itu. Setelah menutup pintu gudang, mereka tidak bisa tidak terlena pada beragam jenis bahan makanan yang tersedia di dalam. Tersusun rapi dan berjumlah banyak.

Mima mencicit pelan dan nyaring sambil meraih botol kaca seukuran genggaman tangan. "Krim keju?!" Matanya yang membelalak menjelajah ke benda lain. "Susu ... mentega ... teh, lalu minyak? Ini semua bahan makanan mewah!"

"Kita tidak perlu itu. Kita perlu bahan makanan inti yang tahan lama sebanyak-banyaknya," tegur si laki-laki, menurunkan masker yang menutupi setengah wajahnya, mengambil napas lebih leluasa. "Beras, Umbi-umbian, kentang dan tepung pasti ada di belakang. Ayo."

Miwa menatap Kei yang melangkah semakin ke dalam dengan tidak percaya. "Membawa satu krim keju saja tidak akan membahayakan kita, kok. Iya, kan, Ay?" tukasnya ke Ayesha.

Ayesha tak langsung membalas, tidak juga tampak membela siapa pun di antara mereka karena kewaspadaannya sangat tinggi. Perempuan berkerudung hitam itu fokus mendengar dan melihat sekeliling. "Apa pun itu, cepat ambil dan bawa pergi, Miwa."

Miwa merengut karena tidak ada seorang pun saat ini yang sehati dengannya. Perempuan bersurai sepundak dan memiliki kepangan di sisi kanan kepalanya itu bergumam sendiri sambil mengumpulkan bahan makanan di tas rajut selempang yang lusuh. "Yusha pasti menginginkan rasa gurih mentega untuk roti yang ada di camp. Aku bawa dua, deh."

Kei berhenti sejenak, mendapati beratus-ratus mie instan di dalam tumpukan kardus di bawah kiri rak yang dia lewati. Kalau mereka mendapat stok mie sebanyak ini, ada kemungkinan mereka memiliki koneksi dengan 'Aliansi' aparat, atau 'Liga' kaum elite, tebaknya.

Ruang dan Waktu [SPIN OFF #1]Where stories live. Discover now