14| Cinta Sendiri

4K 196 101
                                    


"Aku tidak tahu, sampai kapan aku akan bertahan dalam hubungan ini yang didalamnya hanya aku yang mencintai sendirian"

-ZAYN karya SN Aisyah-

.

.

.

ZIRA lega akhirnya semua mata kuliah Ujian Tengan Semester (UTS) telah selesai ia laksanakan. Akhirnya ia bisa tidur nyenyak malam ini dan bisa banyak menghabiskan waktu dengan Abil. Kasihan sekali anak itu, selama Zira sibuk ujian kemarin anak itu kurang medapatkan perhatian darinya, ia lebih banyak diasuh oleh suster selama kurang lebih dua minggu ujian dilaksanakan.

"Umm lahap ya makan anak Mimi..." Zira sangat semangat menyuapi anaknya itu. Abil memang bayi yang tidak sulit untuk makan. Makanya bayi itu pipinya makin hari makin gembul. Kalau kata Ifan sih pipi keponakannya itu berlato-lato. Hihihi.

"Aduhh kamu makannya belepotin banget sih nak," ucap Zira gemes seraya membersihkan wajah anaknya dengan tissue. Dalam pengasuhan Abil memang ada suster, namun tetap sebisa mungkin Zira mengambil peran yang lebih banyak, suster hanya membantu ketika Zira benar-benar tidak bisa. Karena bundanya pernah menasehati, jangan sampai anaknya lebih dekat dengan suster daripada dia.

Setelah mandi dan makan Zira membawa baby Abil ke taman belakang untuk bersantai dan bermain disana. Ternyata di gazebo juga ada Zayn disana, ia terlihat tengah fokus di depan laptop, sepertinya ia tengah mengawasi ujian online mahasiswa. "P-pa pa pa!" Abil langsung heboh begitu melihat ayahnya. "Eh, maaf, Pak. Kami akan pergi," ucap Zira buru-buru takut mengganggu Pak Zayn. "Tidak perlu. Saya sudah selesai. Disini saja." Mendengar itu barulah Zira kemudian mengangguk pelan.

"...Semoga hasil ujian kalian memuaskan. Saya akhiri wassalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh." Zayn pun langsung mematikan dan menutup laptopnya.

"Bawa Abil kesini," ucapnya lalu mengambil alih Abil dari gendongan Zira.

"Umm anak Papa. Abil sudah makan, nak?" ujarnya seraya menciumi abil. Sedangkan bayi itu hanya tertawa girang seraya sibuk memegangi wajah ayahnya.

"Sudah Pak, barusan selesai makan," ucap Zahra membantu menjawab. Zayn pun hanya mengangguk. Anak dan Ayah itu begitu asyik berinteraksi berdua, Abil selalu tertawa jika bersama ayahnya, membuat Zira ikut tersenyum melihat anak dan ayah itu, hal itu membuat Pak Zayn yang tampan menjadi berkali-kali tampan di mata Zira.

"Benar-benar defenisi Hot Daddy," batin Zira. Membuat pipinya jadi merah sendiri memikirkannya.

"Muka kamu kenapa?" tanya Zayn begitu menoleh ke arah Zira.

"Bapak hot."

"Apa?"

"Hah? Tidak-tidak, Pak. Maksud saya karena cuaca lagi panas, hot gitu, Pak!" jawab Zira gelagapan. Dalam hati ia merutuki diri sendiri. Bisa-bisanya ia keceplosan.

"Zira ke kamar dulu ya, Pak. Ada yang mau dikerjakan," ucapnya buru-buru langsung berlari menuju kamarnya. Jantungnya sudah benar-benar mau copot sekarang.

Di kamar Zira memilih mengalihkannya dengan menonton drakornya yang sempat tertunda.

Tengah asyik menonton, Pak Zayn masuk dengan Abil digendongannya. "Abil sepertinya sudah mengantuk, tolong bantu tidurkan dia."

"Oh iya Pak. Zira langsung mematikan laptopnya dan bangkit dari tengkurapnya." Ia lalu mengambil alih Abil.

"Aduu, capek ya anak Bunda mainnya? Saking asyiknya main sampai ngantuk begini, hmm..." Ia lalu membawa Abil ke tempat tidur.

Zayn ✓LengkapWhere stories live. Discover now