AZ || SEVEN

37K 3.1K 46
                                    

"Aaaaaaa!!"

Azello terengah-engah, dia terbangun karena mimpi buruk.

Dia bermimpi jika tiba-tiba diserang sekelompok drakula dan mereka berlomba-lomba menghisap darahnya. Sungguh mengerikan sekali!

"Gue dimana?"

Tersadar jika ini bukanlah kamarnya. Kamar ini sangat luas, entah berapa kali lipat dari kamarnya. Kamar bercat abu-abu ini sangat mewah, ralat lebih tepatnya terlalu mewah. Lantainya marmer, dan perabotannya saja jelas meneriakkan jika benda-benda itu sangat mahal. Sungguh Azello tak bisa relate dengan orang kaya ini. Entah berapa banyak kekayaan sang pemilik kediaman ini.

Kemudian teringat dengan kejadian terakhir kali, jadi sekarang dia masih ada di kediaman kakak kelasnya yang meresahkan itu.

Tepat sekali saat membuka pintu kamar, ada Keegan yang berjalan mendekat, sudah berganti dengan kaos berwarna biru navy dan celana pendek hitam. Terlihat sangat santai, jelas saja ini rumahnya.

"Mau pulang?"

"Enggak, ya iyalah pake nanya lagi!" sinis Azello.

"Gue anter," tawar Keegan.

"Nggak usah!"

Azello sudah tak percaya dengan Keegan. Dia sudah dibohongi tadi dan tak ingin itu terulang lagi. Lagipula dia benar-benar tidak tahu mengapa Keegan mengajaknya kemari.

"Bukannya lo naik bus? Emang ada bus jam segini?" tanya Keegan santai.

Hal itu membuat Azello menghentikan langkahnya. Benar juga! Kemudian ia merogoh sakunya, dia akan memesan ojek online saja.

"Yah, kok low batt sih?!" kesal Azello.

"Pinjem HP."

Azello menengadahkan tangan ke arah Keegan.

"Nggak, udah gue bilang pulang sama gue aja. Atau lo mau nginep disini? Lagian nggak baik bocah pulang sendirian malem-malem begini," ucap Keegan menasehati.

"Heh, gue udah besar! Liat tinggi gue udah segini."

"Pendek," kata Keegan. Bahkan tinggi Azello tak sampai bahunya.

Remaja 13 tahun itu mendengus, sudah berapa orang yang mengejeknya pendek?! Lagipula kalaupun ada yang berniat jahat tinggal dia pukul dengan jurus seribu bayangan seperti yang diajarkan di perguruan silat gunung botak.

Keegan menarik tangan Azello paksa untuk turun ke bawah.

Azello tak melawan, dia sudah malas. Daripada harus tertahan lebih lama lagi disini.

Anak itu dibuat takjub saat mereka tiba di carport. Entah ada berapa banyak mobil disini, dia tak habis pikir dengan orang kaya.

"Masuk."

Keegan membukakan pintu mobilnya. Karena Azello tak bergeming, dia dorong saja anak itu masuk, lalu ditutupnya pintu itu, dan dia masuk ke kursi kemudi.

Mobil Maserati GranCabrio hitam itu melaju keluar mansion.

"STOP!!" teriak Azello.

Ckitttttt

Reflek Keegan mengerem mobilnya secara mendadak.

"Kenapa?" tanya Keegan, untung saja jalanan ini sepi dan tak ada kendaraan di belakang mereka. Jika ada, kemungkinan besar kendaraan itu sudah menghantam mobil ini.

"Gue baru inget, kok tadi tiba-tiba gue ada di kamar? Lo nggak buat macem-macem kan?" Azello menunjuk Keegan, tatapannya penuh curiga.

"Tadi lo ketiduran," jawab Keegan enteng. Dia kembali menjalankan mobilnya. Melirik Azello yang terdiam seakan berpikir apakah perkataannya benar atau tidak.

AZELLO [END]Where stories live. Discover now