26| Dihantui Masalalu

3.4K 182 13
                                    

"Bagaimana aku akan mempercayai wanita, sedang yang pertama dan paling menoreh luka adalah ibu yang kusebut cinta pertama."

-ZAYN by SN Aisyah-

.

.

Sebelum scroll, wajib tekan tombol vote dulu.

.

.

Berikan komentar di setiap paragrafnya.

.

.

~SELAMAT MEMBACA~

.

.

.

SEMENJAK kejadian sore tadi, Zayn menjadi lebih banyak diam. Zira tidak tahu, luka seperti apa yang dialami oleh pria itu di masala lalu. "Apa benar wanita kemarin adalah ibunya?" batin Zira. Pikiran Zira tentu masih bertanya-tanya, namun, ia lebih memilih untuk diam saja saat ini. Biarlah Pak Zayn sendiri yang akan menceritakan padanya.

Jam sudah menunjukkan hampir larut malam, namun, Zayn masih belum juga tidur. Ia masih setia berdiri sendirian di balkon, entah apa yang dipikirkan pria itu sekarang. Mengingat Zayn besok harus mengajar, Zira pun menghampirinya.

Ia lalu memeluk sang suami dari belakang dan menempelkan wajahnya ke punggung tegap itu. "Pa, tidur lagi, yuk. Sudah malam."

"Kamu tidur duluan saja," ujar Zayn tanpa melepas pelukan sang istri.

"Gak mau. Mama gak bisa tidur kalau belum ada papa disamping mama..." rengek Zira. "Lagi pula besok papa kan harus ngajar pagi," lanjutnya.

Zayn hanya diam.

"Pa, papa kenapa sih pa? Kalau ada apa-apa, cerita saja ke mama," ujar Zira lembut.

"Papa ingatkan, suami adalah pakaian bagi istri, dan sebaliknya istri adalah pakaian bagi suami. Dan ketika kita menikah, pasangan adalah satu-satunya orang yang bisa kita percaya. Tempat berbagi keluh kesah, dan bahagia sama-sama. Love you, Pa." Zira semakin mengeratkan pelukannya. Zayn tak bergeming, ia pun terpejam dalam menikmati dekapan hangat sang istri. Cukup lama. Sebelum kemudian Zayn mengurai pelukan itu, lalu berbalik badan dan langsung mendekap istinya erat.

"Saya takut..." lirihnya.

"Saya takut nanti kamu akan meninggalkan saya dan Abil seperti mama meninggalkan saya dan papa dulu."

"Saya takut, saya takut jika kamu kelak akan melakukan hal yang sama."

Masih dengan wajah sendu dengan memeluk erat Zira, Zayn menceritakan bagaimana dulu sang mama meninggalkan ia dan sang ayah. Disaat papanya tengah jatuh, sangay membutuhkan dukungan keluarga, namun, bukan dukungan yang didapatkan, melainkan adalah penghianatan dari sang istri–ibu kandung Zayn. Wanita itu pergi meninggalkan mereka dengan laki-laki yang lebih kaya. Langkah Pekik, tangis, rauangan Zayn kecil memanggil –manggil wanita itu dulu tak sedikit pun menghentikan langkahnya untuk pergi. Hingga Zayn pun dibesarkan tanpa cinta seorang ibu, pertumbuhannya hanya ditemani dengan perjuangan untuk bangkit bersama sang ayah, tak ada belaian atau manja-manja, hidup berdua setelah jatuh tak mudah baginya dengan ayahnya.

Kini Zira paham, mengapa Pak Zayn dulu sangat bersikap dingin padanya. Bahkan di luar pun ia dikenal sebagai pria yang dingin, dosen killer, dan anti perempuan. "Jika orang mengatakan ibu adalah cinta pertama seorang anak laki-laki, namun, tidak bagi Zayn. Baginya, mamanya adalah sosok yang paling menorehkan luka. Mama membuatnya trauma, tidak percaya dengan cinta, dan membenci wanita.

Zayn ✓LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang