☃️ Misi ke-13 : Nikah euy!

13.7K 853 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen guys❤❤

☃️

Sama seperti ketika makan malam bersama dua pangeran kekaisaran Barat, Selena hari ini kembali memakai gaun berwarna biru laut yang membuat dirinya nampak bersinar terang tapi kali ini terlihat lebih mewah. Mewah kagak berat iya, Batin Selena malas.

Rambut putihnya —yang kalau kata Selena seperti nenek gayung— dikepang oleh Hana dengan begitu indahnya. Bibirnya yang memang berwarna pink alami memberi nilai tambah bagi kecantikan pengantin satu itu.

Dengan sentuhan terakhir, Hana menyudahi aktivitas menjadi MUA dadakan untuk Tuan Putrinya yang sudah dia jaga selama ini. "Terima kasih Hana, ini adalah tugas terakhirmu padaku, setelah ini kau bisa tetap berada di istana ini dan mengabdi di sini," tutur Selena membuat Hana sontak menatap Selena penuh protes.

"Izinkan hamba mengabdikan diri kepada Tuan Putri, hamba berjanji akan terus berada disamping Tuan Putri, hamba mohon," pinta Hana dengan sedikit tercekat, dia bahkan berlutut untuk memohon kepada Selena dan membuat Selena tersentak kaget.

Tentu Selena kaget atas sikap mengejutkan dari pelayan pribadinya itu atau lebih tepatnya putri yang malah berakhir menjadi pelayan pribadinya, dia sontak ikut menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Hana. "Apa yang kau lakukan, hah?!" Sentaknya, gadis itu memaksa agar Hana berdiri tapi Hana bersikeras dan ingin diizinkan mengikuti Selena ke Kekaisaran Barat.

"Hana! Kau tau 'kan betapa beratnya baju ini? Cepat bangun! Kakiku sakit terlalu lama di posisi ini," kesalnya, dia menatap tajam Hana. Dia sengaja mengambil cara tersebut agar Hana mau mendengarkannya.

Mendengarnya membuat Hana mendongak dan menatapnya dengan berani. "Saya akan terus memohon, Tuan Putri jangan ikut berlutut seperti saya," katanya menyuruh Selena untuk berdiri saja.

Namun, dengan cepat Selena menggeleng keras. "Aku tidak akan bangun kalau kau tidak bangun," debatnya tak ingin kalah. Hana menghela napas lelah karenanya.

"Kaki anda akan terasa sakit Nona, hari ini anda harus duduk di kursi seharian."

"Makanya kau bangun."

"Nona bangun," mohon Hana dia sampai menatap Selena memohon tapi tak ditanggapi sama sekali oleh Selena.

"Tidak mau, titik."

"Nona," rengek Hana.

"Hana!" Pada akhirnya Hana mengalah karena sikap keras kepala majikannya, dia tidak ingin Selena merasakan lelah karena keras kepalanya.

"Menikahlah secepatnya Hana, aku saja yang baru berusia 22 tahun sudah dipaksa menikah, kau sebaiknya menikah di usia 25 tahun ini." Usul Selena bijak. Anjirlah gue bijak juga rupanya, pongahnya di dalam pikiran.

"Ingat! Kau harus mengundangku jika menikah."

Hana hanya mengangguk, dia memeluk Selena dengan erat, memang lancang tapi dia tidak bisa menahan diri. Selena juga membalas pelukan pelayan pribadi dari putri Selena itu, dia merasa bahagia akhirnya tidak terikat dengan yang namanya pelayan pribadi lagi. Akan lebih mudah untukku kabur, batinnya bersorak senang.

"Jangan membuat kotor bajuku," pekiknya, dia secara tak sadar mendorong Hana karena air mata Hana terasa membasahi bajunya.

Beruntungnya Hana kali ini mampu menyeimbangkan tubuhnya, Hana menyengir bersalah sambil dia berucap, "maaf, Nona."

Tok....

Tok....

Tok.....

"Sepertinya suami Nona sudah datang untuk menjemput Nona," papar Hana dengan senyum menggoda, namun dalam hati Selena berucap, halah! Jemput hanya karena memang harusnya seperti itu, sikapnya saja tetap seperti setan. Walau tampan sih....

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now