☃️ Misi ke-14 : Malam Pertama

15.7K 774 14
                                    

Jangan lupa vote sama komen

☃️

Setelah mereka diizinkan untuk ke kamar, Shaka segera menggendong Selena ala bridal style, hal itu sontak membuat Selena merasa kaget sekaligus malu. Astaga!! Aku digendong olehnya?! pekiknya dari dalam hati, dengan malu-malu dia menenggelamkan wajahnya di dada Shaka.

Namun semua adegan romantis itu tak bertahan lama, pria yang sudah berstatus sebagai suaminya berhenti berjalan. "Turun," titah Shaka dengan nada dinginnya. Cih, tidak ada romantis romantisnya sedikit pun, kesal Selena dia menatap Shaka yang hanya menatap kedepan lalu segera turun dari gendongan Shaka.

"Terserah kau saja lah," ketusnya pergi meninggalkan Shaka yang menatap kepergiannya.

Bukannya berjalan ke arah kamarnya, Selena memilih untuk ke taman dan menenangkan pikirannya sebentar.

"Kenapa aku menerima pernikahan politik ini?" Monolognya, helaan nafas keluar dari mulut gadis itu, dia merasa menerima pernikahan ini tanpa sadar. Kerasukan apa aku selama setengah bulan ini? Batinnya mengingat kecerobohannya menerima pernikahan yang sudah terjadi.

Kedua mata indah Selena menatap penuh binar pada langit malam yang dipenuhi taburan bintang dan sinar rembulan, dengan lirih dia berkata, "Rasanya aku tidak akan berhenti untuk mengagumi bintang-bintang di sana."

Apa ya yang terjadi di dunia gue? Apa Ibu sama pria itu khawatirin gue? Keadaan tubuh gue gimana juga sekarang? Semoga gue belum mati, batinnya mengingat tentang kehidupannya.

Mungkin sudah lima kali Selena menghela nafasnya karena merasakan beban yang ditanggungnya saat ini cukup berat, apalagi dia harus menjalani hubungan pernikahan.

".... bintang itu hebat, soalnya dia tetap berada di samping bulan walau cahayanya akan redup dan kalah dengan cahaya rembulan." Gumamnya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari atas sana.

Merasa cukup berdiam diri di taman yang hangat itu, Selena memilih pergi ke kamarnya.

Namun, ketika hampir sampai di kamar, Dia tidak yakin untuk masuk kedalam kamar.

seriosly gue udah jadi bini orang? GUE GAK SIAP DI UNBOXING!! Batin Selena berteriak, dia hendak pergi dan tidak jadi ke kamar tapi dia kembali berbalik arah ketika netranya menangkap dua pelayan yang sedang berjalan melewati lorong menuju aula.

Dia dengan cepat memasuki kamarnya supaya tidak terlihat oleh pelayan itu, yang ada nanti dia digunjing oleh para pelayan karena pura-pura sakit.

Dengusan keras Selena keluarkan, dia bersandar pada pintu kamar dengan jantung yang terpacu cepat. "Hampir saja."

"Ada apa?" Tanya Shaka mengejutkan Selena, Selena menatap kaget pada Shaka yang sedang duduk di sofa kamarnya sambil memegang beberapa kertas di tangannya.

APA YANG LO LAKUKAN DISINI?! Sebelum pertanyaan keluar, tenggorokannya sudah lebih dulu tercekat menahan kata-kata yang dia pikirkan.

Tangan Selena menampar pipinya sendiri. Pikun banget si lo Sel! Baru juga nikah!

"Kenapa denganmu?" Tanya Shaka lahi ketika melihat perilaku aneh perempuan yang sedang bersandar di daun pintu kamar. Selena menggeleng, dia dengan cepat berlari ke kamar mandi untuk meninggalkan Shaka yang kebingungan akan sikapnya.

Perlu menghabiskan setengah jam bagi Selena untuk membersihkan diri, dia keluar kamar mandi dengan baju yang cukup tebal. Cari aman...

Shaka terlihat masih sibuk dengan kertas-kertas di tangannya membuat Selena merasa lega, dia yakin laki-laki itu hanya akan sibuk dengan pekerjaannya.

Carve Out A PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang