Part 12;Berbelanja di pasar

27.5K 1.1K 28
                                    

12

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

12.Shop at the market

Atlantik menepikan mobilnya melihat Elara berdiri dipinggir jalan menunggu angkutan umum. Kaca hitam itu terbuka menampilkan satu orang yang mengisi di dalam sana.

"Atla? Kenapa berhenti di sini?"

"Naik." Atlantik menggerakkan dagunya sekilas menyuruh Elara untuk menaiki mobilnya.

"Ah, makasih tawarannya. Tapi, Ara naik angkot aja, lagian Daddy Atla kasih Ara ongkos jalan kok." Tolaknya mentah-mentah.

Ia sudah sering merepotkan Atlantik, setidaknya kali ini ia bisa mandiri, hanya ke pasar membeli perlengkapan bahan-bahan masakan untuk mengisi kulkas, tidak perlu sampai menyusahkan orang lain.

"Ck, naik sendiri atau lo mau gue menggunakan cara paksa? Pilih!"

"Kan Ara udah bilang, Ara naik angkot aja. Ngeyel banget sih!"

Atlantik melotot galak mendengar cetusan tersebut. "Oh, udah berani menentang gue hm?!" Terbukalah pintu mobil kala lelaki berperawakan tinggi itu keluar.

"Atla!!" Terdengar pekikan begitu badan Elara disampirkan oleh Atlantik dibahunya ala karung beras.

"Baby-nya kegencet, Atla! Turunin Ara!! Tolong!! Ara diculik!!" Teriak Elara memukul-mukul punggung Atlantik.

"Diem gak lu?!"

"Gak, sebelum Atla turunin Ara, tolon--hmpphhh!!" Mau tak mau Atlantik membungkam mulut Elara yang tidak mau diam dengan telapak tangannya.

Pandangannya meluas ke sekitar, banyak orang yang memperhatikan. Shit! Padahal sedikit lagi, ia berhasil memasukkan Elara kedalam mobilnya.

"Gak mau diem, habis lu sampe rumah! Gue perkaos lagi, mau?!" Ancaman Atlantik membuat Elara langsung geleng-geleng ketakutan.

"Woy penculik!! Lepasin dia, sialan!!" Warga-warga disana jelas gaduh menyaksikan aksi yang mereka duga penculikan akibat jeritan Elara.

"Penculik matamu! Dari segi mananya kalian melihat ini sebagai penculikan hah?! Dia Ibu dari anak gue! Beraninya kalian bilang gue penculik?!" Netra Atlantik nyaris melompat dari sarang memelototi beberapa masyarakat yang sudah memegang balok kayu bersiap menghabisi Atlantik.

"Apa itu benar, Dek?" Tanya salah satunya memastikan.

Masih dengan posisi yang sama di bahu Atlantik, Elara menyengir tanpa dosa. Ia tidak mau insiden malam itu, kembali terulang!

"Hehehe, iya pak. Ini Suami saya, tapi karena saya lagi ngambek, jadinya gak mau dibawa pulang."

"Owalah Dek, lain kali jangan begitu yah?" Mereka kembali membuang balok kaya yang mereka pegang. "Untung saja belom digebukin, kalo enggak bisa masuk rumah sakit, Suaminya."

"Maaf sekali lagi, yah Mas." Setelahnya, Atlantik memasukkan Elara kedalam kendaraan.

"Ish! Orang pengen naik angkot malah dipaksa! Ah udahlah! Atla bener-bener menyebalkan!!" Elara meracau kesal dengan tangan terlipat didepan dada, wajahnya cemberut parah.

PANGERAN ATLANTIK (Segera Terbit)Where stories live. Discover now