Nafa pikir kisah cintanya bersama Pilar akan terus senada sampai kemudian mereka menikah, hidup bahagia mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, cinta Pilar tak sekokoh namanya. Pilar ingkar!
Semua hanya serasa (seakan-akan) senada, tidak sungguh-sun...
"Hari ini, hari ulang tahunmu, bertambah satu tahun usiamu ... kudoakan bahagia selalu untukmu, tercapai segala cita-citamu...."
Aku menahan haru yang luar biasa, saat Pilar tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarku. Dia bernyanyi pelan, namun sanggup menyusup sampai relung kalbu. Meski sudah delapan tahun merayakan ulang tahun bersama Pilar, namun hatiku senantiasa membuncah saat Pilar tak pernah absen memberiku kejutan setiap tahun dengan cara yang berbeda.
Langkah tegapnya mendekat padaku, kedua tangannya sigap membawa kue ulang tahun dengan api menyala membakar lilin berangka 28 tahun. Pancaran kedua bola mata legam itu selalu membuatku jatuh cinta berkali lipat setiap harinya, tanpa rasa bosan meski hubungan kami sudah berjalan sewindu.
"Selamat ulang tahun, kuucapkan untukmu, semoga bahagia 'kan mengiringi langkahmu...."
Suara Pilar tidak jelek, namun tidak bagus-bagus amat. Kalau dibandingkan dengan Afgan, jelas masih bagusan Afgan. Namun—mungkin—satu hal yang Afgan tidak miliki, cinta yang tulus seperti cinta Pilar padaku.
"Make a wish dulu, Sayang," cegahnya, saat mulutku sudah monyong siap meniup lilin. Aku tersenyum sambil mengangguk penuh semangat. Segera aku pejamkan mata, memohon doa yang terbaik di usiaku yang lebih dari satu per empat abad ini.
Kubuka mataku selesai berdoa, tanpa berlama-lama lagi, aku segera meniup lilin. Dalam sekali tiupan lilin itu sudah padam. Lantas kupeluk erat kekasihku, aku mulai merasakan jemari Pilar mengusap punggungku, bibirnya yang sedikit basah mengecup dahiku dengan penuh kelembutan.
"Happy birthday, Sweetheart! I'm so glad you came into this world and into my life...," kalimat romantisnya berhasil membuat dadaku cenat-cenut.
Manis sekali, pacarku. Manisnya aktor drama Korea yang sering adikku nonton pun pasti kalah.
"Terima kasih, Sayang. Aku berharap kita bisa sama-sama terus."
Pilar tersenyum. Bukan senyum yang merekah, namun aku yakin dia pun selalu ingin bersamaku. Selamanya.
*****
Lee Jong SukasPilar Jagat Wiguna
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Han Hyo JooasNafa Meghana Jelita
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jreng jreng!!!!
Apa ini? Apa ini??
Seperti biasa kerjaan Luvi emang gak ada yang beres wkwkwkwk
Asli, lagi pengen nulis banget, tapi otakku buntu gak ada inspirasi.
Jadi guys. Cerita ini enggak ada hubungannya dengan ceritaku yang lain, cuma enggak kalah menarik kok ... kalau ditulis sampai selesai wkwkwkwk semoga aku dapat hilal terus biar nulisnya lancar😜😜😜
Cerita ini rencananya akan diupdate di dua platform, pertama jelas di wattpad tercinta yang sudah membesarkan namaku. Kedua, di KaryaKarsa biar kayak penulis lain hahahaha ketawa jahat🤣
Yuk yuk yuk kalo penasaran jangan lupa di vote sama komennya harus banyak!!!!!
