16. TIMBAL BALIK

12K 570 144
                                    

Part sebelumnya masih sepi tapi gapapa
Aku double up sesuai janji

HAPPY READING

.
.
.
.
.

         "KOK?! Kamarku jadi kya gini?"

          Aish sangat terkejut dikala ia memasuki ruangan kamarnya. Suasana yang berbeda 270° dari kamar sebelumnya. Dia tak henti-hentinya mengagumi betapa cantiknya kamarnya saat ini.

        "Wahhh cantiknya"

         "Aaaaa lucuu" 

            Aish takjub dan tak henti-hentinya dia mengelilingi ruangan dan melihat setiap inci ruangan yang telah berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

            Aish takjub dan tak henti-hentinya dia mengelilingi ruangan dan melihat setiap inci ruangan yang telah berbeda. Dia menghentakkan langkah kecil kakinya dengan riang. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya di kasur. Aish tambah terkejut saat melihat ada sebuah lampu-lampu yang menempel di langit-langit atap. Dia langsung mengambil remote dan menyalan hiasan lampu itu.

         Aish dibuat senang berkali-kali. Dia menatap hiasan langit itu dengan gembira. Memori tentang kamarnya kembali teringat. Keadaan kamarnya sekarang senyaman kamar lamanya.

        Ditengah-tengah Aish menikmati keindahan kamarnya, terbesit hal yang menjadi pertanyaan besar.

        "Siapa yang renov kamar Aish?" gumannya

        "Ngga mungkin kak Lion kan?" otak Aish berpikir keras dan menafsir kemungkinan Lion yang melakukannya.

         "Eihh ngga mungkin kak Lion lakuin ini semua. Orangnya aja galak ngeselin gitu." Pungkas Aish sembari kembali merebahkan tubuhnya di kasur.

        "Ngga mungkin kan?" gumannya lagi, dia semakin dilema.

        Aish segara bangun dari posisi tidurnya. Dia memukuli kepalanya sendiri.

        "Akhh kalau bukan kak Lion siapa lagi. Ishh bodoh! Aish bodoh mana tadi ngatain kak Lion lagi. Aaaakh!" ucap Aish dengan frustasi. Dia menenggelamkan kepalanya di bantal sembari memukul"kan kakinya ke kasur.

          Beberapa menit kemudian, Aish muncul sebuah ide. Dia harus minta maaf, dan dia yakin Lion akan memaafkannya. Setelah itu, dia langsung keluar kamar dan turun melewati tangga dengan cepat. Namun dia bisa melihat Lion yang sedang menonton TV. Akhirnya Aish mengurangi suara derap kakinya agar tidak menganggu Lion.

         Aish kini sudah berada di dapur. Dia berniat membuatkan Lion minuman dan membawakan cemilan ringan. Setelah selesai membuat susu, Aish berjalan menuju ruang TV.

LION [END]Where stories live. Discover now