Part 16;Escape

21.1K 1K 8
                                    

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16.Escape

"Hmphhh!!"

"Ssst.. Jangan berisik.."

Atlantik membuka sehelai kain hitam yang menutupi mulut dan penglihatan Elara yang di rantai seperti dirinya ketika dieksekusi. Elara disekap di tempat biasa ia menerima hukuman dari Ayahnya.

"A-atla?"

"Humm. Iya ini gue." Untuk selanjutnya, Atlantik melepas rantai yang membelenggu kedua pergelangan tangan Elara, membebaskan gadis itu.

"Atla kenapa disini? Kalo ketahuan sama Daddy Atla gimana? Atla bakal kena hukum lagi sama Daddy Atla."

"Gak usa pedulikan gue. You're not hurt?"

"Umm.." Elara menggeleng. Dapat ia rasakan permukaan rambutnya disentuh oleh Atlantik dengan telapak tangannya yang kekar, mengelusnya pelan di sana.

Merendahkan diri guna menyesuaikan perawakannya yang jangkung dengan postur badan Elara yang pendek. Ketika empat mata itu saling beradu, saat itu pula Atlantik kembali membuka bibirnya.

"Katakan saja kalo Daddy atau bawahannya melukai lo secuil saja, bakal gue pastikan, mereka mendapat balasan yang setimpal." Kilat netra Atlantik terlihat seperti orang yang tidak main-main dengan ucapannya, ia serius.

"Emang Atla bisa apa untuk melawan Daddy Atla?"

"Hm?" Menurunkan tangannya sekaligus tubuhnya yang ditegakkan, Atlantik berpikir sejenak kemudian membentuk seringai mengerikan, sorot matanya terlihat gelap. "Meracuninya--"

Ditatapnya Elara yang menegang tak percaya di tempat. Shock? Mungkin, mendengar jawaban Atlantik. "Atau--menikamnya saat tidur? Atau--membakar mansion biar punah sekaligus dengan para bodyguard-nya."

Cara pengucapannya begitu santai dan enteng. Elara bergidik, apakah itu masuk akal?!

"Bercanda." Celetuk Atlantik.

Bercanda dan tidak sekalipun, tetap saja menyeramkan mendengarnya langsung dari mulutnya. Nada bicaranya pun terdengar serius. Sebaliknya, kalimatnya 'Bercanda' justru terdengar main-main.

Cepat-cepat Elara menggelengkan kepala lagi sebagai respon bahwa ia tidak terluka. "Ara baik-baik aja. Cuma Ara di sekap dan ditinggalkan di sini sendiri."

Pandangannya celingukan kanan-kiri, lalu setelahnya diraihnya tangan Elara tanpa permisi, Atlantik membawanya menulusuri terowongan bawah tanah tersebut dengan tangan saling bertaut.

"Atla? Kita kemana?"

"Ikut saja."

Elara melirik tangan mungilnya yang berada di dalam genggaman hangat Atlantik kemudian melirik wajah orangnya dari sudut samping.

PANGERAN ATLANTIK (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang