AZ || EMPAT PULUH

12.5K 1.4K 60
                                    

Azello memukul bantal dengan beringas, tapi yang ada hanya pukulan pelan karena tubuhnya masih lemas. Lihat kan dia berakhir dimana? Apalagi jika bukan salah satu kamar rawat yang ada di rumah sakit.

"Jahat, dasar nggak berperikemanusiaan!"

Makin kesal saat melihat baju yang dipakainya adalah baju pasien bermotif beruang, berwarna merah muda pula!

Jangan lupakan kamar ini yang sangat berwarna. Mata Azello sampai silau dibuatnya. Seperti kelas anak TK saja. Apalagi banyak hiasan-hiasan boneka dan balon-balon. Harga diri Azello sebagai lelaki sudah jatuh sejatuh-jatuhnya!

Dia melamun menatap langit-langit kamar yang banyak hiasan balon udara.

"Azello."

"Kenapa sedih gitu, kangen gue ya?"

Deon datang dengan Galaksi dan Kale. Memang ketiga sobat Azello itu diminta datang kemari oleh Dariel agar menemani karena pasti Azello masih marah pada Dariel.

"Enggak, ngapain ge er banget."

"Ututu jangan ngambek dong bayi, sini peluk." Deon mendekati Azello dan memeluknya, walaupun Azello berusaha menghindar.

"Ini kita bawain kue, ntar tiup lilin."

"Nggak ada yang ultah."

"Emang tiup lilin harus ada yang ultah, kan enggak."

"Gue bukain."

Galaksi mengambil alih kue itu, setelah terbuka dia menaruh lilin di atasnya, lalu menyalakan lilin itu.

"Bentuknya kok kucing?"

"Mirip lo," balas Deon. Azello berdecak, ingin marah tapi dia urungkan.

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang... Juga... Sekarang... Jugaa."

Azello meniup lilin itu, Deon yang paling semangat bertepuk tangan.

"Kita ada hadiah buat lo," kata Kale yang sejak tadi diam.

"Apa?" Azello penasaran, terlihat Kale membuka paperbag yang dibawanya tadi. Sebuah beanie yang sangat lucu dengan karakter kelinci.

"Kayak bocah, tapi nggak papa. Aze suka, makasih semuanya." Azello tersenyum manis sampai lesung pipinya kelihatan.

"Lucu." Galaksi reflek memeluk Azello.

Kale memakaikan beanie itu ke kepala Azello.

"Kayaknya kita kudu foto deh."

Tak disangka Deon mengambil kamera polaroid dari tasnya, seperti sudah dipersiapkan.

"Sini deketan semuanya." Deon mengatur posisi, tentu saja Azello masih ada di atas ranjang. Galaksi duduk di sebelah Azello, Kale berdiri di sisi lainnya dan Deon di depan memegang kamera.

"Say cheese!"

"Cheese!"

"Bagus banget, ntar gue jadiin banyak, sekalian sama soft filenya," kata Deon, yang lain pun setuju.

"Badan lo masih sakit?" tanya Deon, dia sampai lupa menanyakan keadaan Azello.

"Masih dikit."

"Udah, lo balik tiduran aja lagi."

"Enggak ah."

"Eh mau ngapain, jangan banyak tingkah bocah."

Mereka menahan napas melihat tingkah Azello yang berdiri di atas ranjang, bersiap akan melompat ke bawah.

"Jadi Supermen, syungg."

Galaksi mencegah Azello melompat. Jika tidak, dapat dipastikan bocah itu akan nyusruk tertimpa tiang infusnya.

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang