☃️ Misi ke-22 : Arshaka

10.7K 678 3
                                    

Janlup vote sama komennnn🥳 hayuk juga share cerita ini biar pembacanya makin rame🔥

☃️

Melihat adiknya yang terluka membuat Shaka bergegas pergi ke arah taman guna mengambil tanaman obat yang tersedia di taman istana.

Jika Kekaisaran Utara memiliki Belati Argani, maka kekaisaran Barat memiliki kemampuan untuk meracik ramuan obat.

Di taman Kekaisaran Barat terdapat berbagai macam tanaman obat membuat Kekaisaran Barat sering menjual obat-obatan sampai racun berbahaya pada Kekaisaran lain.

Setelah memberikan ramuan obatnya pada tabib, Shaka segera pergi ke kamar untuk menemui istrinya.

Dia merasa tidak terlalu mengetahui kehidupan putri Selena atau lebih tepatnya istrinya.

Ketika Shaka membuka pintu, ia langsung dibuat bingung dengan kelakuan ajaib lainnya dari istrinya kali ini.

Gadis itu tengah duduk di tengah ruangan dengan posisi duduk dan tangannya menggunakan sikap seperti bersepeda diikuti matanya terpejam erat.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Shaka menatap aneh gadis itu.

Tubuh Selena tersentak tiba-tiba mendengar suara Shaka, dia menatap kesal pada suaminya.

"Ngagetin aja," sinisnya kembali pada posisi awal.

Merasa kelakuan Selena terlalu aneh, Shaka mendekati gadis itu dan ikut duduk di lantai.

"Kau?—"

Sebelum Shaka selesai bertanya Selena lebih dulu memotongnya. "Stt, jangan berisik, aku sedang semedi,"  bisik gadis itu dengan mata terpejam.

Gelombang halus tercipta di dahi Shaka, dia diam menatap apa yang dilakukan Selena. Melihat seberapa lama Selena tahan dalam kesunyiannya sendiri.

"ARGHKR!" Pekiknya.

Shaka terlonjak ketika Selena tiba-tiba berteriak bak orang gila, dia menatap semakin aneh pada perempuan itu.

Sedangkan Selena membuka matanya, dia mengacak rambutnya frustasi untuk menyalurkan kekesalannya.

"Ck, mana bisa aku diam lama-lama," decaknya ketika tak mampu melakukan apa yang dia inginkan. Benar, kan? Selena tak akan sanggup diam dalam kurun waktu hanya beberapa menit.

Melihat bagaimana kelakuan Selena membuat Shaka menggeleng-geleng miris. "Memang kau tidak bisa diam," komentarnya.

Mata Selena memicing, dia mendengus lalu segera berdiri diikuti Shaka.

"Kenapa ikut-iku?!" sinis Selena membuat Shaka balas menatapnya sinis.

"Percaya diri sekali, aku ingin ke kamar mandi," ucapnya Shaka terdengar menjengkelkan di telinga istrinya.

"Sejak kapan kau mengesalkan seperti ini?!" Dengan kesal Selena menendang kayu penyangga kasur. Namun— "AKH SHIBAL!" Umpat Selena memegang jari-jari kakinya yang terasa akan patah.

"ADOH, SAKIT BET NIH KAKI!" Pekiknya sambil duduk ke atas kasur.

Dengan wajah cemberut dia mengusap kakinya yang memerah dan terasa sakit.

Tapi tak lama dirinya sontak dibuat terlonjak kaget ketika tangan dingin milik seseorang telah menyentuh jari-jari kakinya perlahan, bahkan mengusapnya lembut.

Badannya seketika meremang dan bulu kuduknya merinding, entah mengapa dia menjadi panas dingin sekarang.

"Nga—ngapain lo?" Kikuknya menarik kakinya menjauh dari jangkauan Shaka membuat pria itu mendongak menatapnya sambil terus berlutut.

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now