.
.
.
.
"Biarin aja. Aish bakal tanggung jawab."
Ucapan Aish terngiang-ngiang di telinga Lion. Dia hampir tidak bisa tidur malam ini karena mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Lion menggulingkan badannya ke samping mencoba melupakan ucapan Aish, namun pikirannya tidak bisa dikendalikan.
Apa tu anak mau gua apa-apain lagi?
Batin Lion dalam hatinya, Aish mengatakan itu seakan dia mau melakukan hal lebih bersama Lion. Lion segera memukul kepalanya sendiri.
"Sadar bego! Dia masih bocil." monolognya
Kemudian Lion memilih untuk menutup mata, berusaha tidur agar tidak terbayang hal-hal mesum lainnya. Sedangkan kini Aish berasa di dalam kamarnya. Dia berbaring dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Dia sisakan sedikit kepala mungilnya yang keluar dari selimut untuk menghirup udara. Sebenernya dia melakukan itu karena malu, Aish malu dengan ucapannya kepada Lion tadi.
Flashback on
"Biarin aja. Aish bakal tanggung jawab." ucap Aish dengan enteng
Lion terkejut dengan ucapan Aish yang terdengar enteng keluar dari mulutnya. Lion langsung menghindar dan bergeser agar pahanya lebih jauh dari wajah Aish.
"Lo sadar apa yang lo omongin?" tanya Lion memastikan, Aish pun mengangguk ragu
Lion mencoba mendekat ke arah Aish, dia mentanap wajah gadis itu. Tangannya terulur untuk mengangkat dagu Aish agar sejajar dengan pandangannya.
"Lo mau ngelakuin hal lebih dari sekedar kiss?" ucap Lion mencoba memastikan lagi
Seketika Aish langsung menggelengkan kepalanya, kemudian dia berdiri lalu berlari menuju kamarnya. Lion binggung Aish lari karena takut atau malu.
Flashback off
Pagi telah tiba, hari ini matahari tidak bersinar terang seperti kemarin. Hawa sejuk dan dingin yang cocok digunakan untuk tidur. Begitu juga bagi Aish, dia masih menyelimuti tubuhnya dengan erat padahal pagi sudah menunjukkan pukul 06.30. Tubuhnya terbungkus rapat oleh selimut yang dikenakannya layaknya sebuah kue gulung.
Lion yang bangun lebih awal berinisiatif untuk membangunkan Aish. Lion berjalan dari kamarnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk, mengetuk pintu kamar Aish.
Tok tok tok
"Lo ngga sekolah?"Lion mencoba membuka pintu tersebut namun dia mendapati bahwa pintu kamar Aish di kunci.
Segala di kunci, takut ama gua kali ya, gumam Lion. Dia memutuskan untuk membiarkan Aish dan kembali ke kamarnya sendiri.
Aish mendengar ketukan pintu kamarnya dari luar. Namun dia sengaja mengabaikan, dia masih malu untuk bertatap muka dengan Lion. Aish segera bangun dan mandi untuk sekolah. Dia tidak memiliki banyak waktu untuk berdandan. Dia segera keluar setelah memakai setelan seragam cantiknya.
YOU ARE READING
LION [END]
General Fictionaish, perempuan yang kini berusia 15 tahun harus hidup terpisah dari abangnya, bara. karena abangnya hendak menempuh pendidikan di luar negeri. akhirnya Bara memutuskan menitipkan Aish kepada ketua geng motornya, Lion. Pemimpin geng motor Avoscar y...