☃️ Misi Ke-24 : Perbedaan Sikap

10.2K 652 1
                                    

Jangan lupa vote sama komen, Gesss😁 ayo juga share² cerita ini biar gw makin seneng buat update dan cerita ini makin rame🔥

☃️

Tatapan tajam seseorang gadis seolah siap memanah jantung dua orang yang baru saja turun dari kereta kuda.

"Sialan," umpatnya melihat bagaimana sepasang pasutri baru itu disambut dengan begitu hangat oleh keluarga kekaisaran.

Seorang pelayan perempuan mendekati Selena, ya, dia Selena. "Nona, ini minuman yang anda minta," beritahunya membuat Selena segera menoleh.

Tangannya mengambil gelas air lalu ia segera meminumnya hingga tandas.

"Siapa namamu?" Tanya Selena, ia sengaja menahan perempuan yang tidak memiliki ekspresi itu ketika dia ingin pergi.

"Luna, Nona." Jawabnya dengan sopan.

Sebelah alis Selena terangkat, dia menyeringai mendengarnya.

"Pada siapa kau mengabdi?" Tanya Selena segera dijawab oleh Luna.

"Pangeran Shaka, saya juga mengabdi kepada anda."

Merasa mendapat apa yang dia inginkan, Selena segera mendekati Luna.

Sedikit informasi tentang Luna. Luna adalah pemeran utama di cerita lain, cerita ini memang di buat memiliki seri dan memang My Dear Sheila adalah cerita pembuka seri tersebut.

Luna memiliki cerita yang cukup menyenangkan karena dia mendapat keberuntungan menikah dengan pangeran padahal dirinya bukan dari kaum bangsawan.

"Kau yakin?"

Luna mengangguk mantap.

"Aku memiliki tugas untukmu," sejenak Selena sengaja menggantungkan ucapannya untuk melihat reaksi perempuan seusia putri Calista itu. "Kau kumpulkan seluruh pelayan pangeran Arshaka untuk berkumpul di kediaman kami sore ini. Jika ada satu orang saja yang tidak datang, kalian semua akan ku hukum," perintah tegas Selena diangguki Luna.

Setelahnya Luna pamit mengundurkan diri.

Tak lama dua orang berbeda masuk ke sisi teratas menara. Selena menatap datar Aaron dan suaminya.

"Ngapain kesini?" Tanyanya lempeng.

Aaron terkekeh lalu menjawab, "Pertanyaan aneh, Nona."

"Aku yang memperkenalkan tempat ini, jadi tidak akan aneh jika aku ke sini," imbuh Shaka.

Selena balas mendengus. "Maksudku, kenapa kau tidak menyambut adikmu itu?" tanyanya jengah.

Dapat terlihat, orang-orang yang ada di depan gerbang perlahan mulai menghilang satu-persatu, Selena kembali menatap Shaka.

"Sudah banyak yang menyambutnya," jawab Shaka seadanya.

Dia segera duduk di kursi bersama Aaron, mereka selalu bekerja di saat ada waktu.

Merasa tak ada yang perlu dilihat lagi, Selena ikut duduk di samping Shaka. Dia menatap pekerjaan Shaka dan Aaron.

Gadis itu terkekeh melihat berbagai macam isi dari dokumen tersebut.

Mereka bertiga menghabiskan waktu untuk berdiskusi tentang isi dokumen-dokumen kerja Shaka.

❄❄❄

Di tempat lain, Bagus menatap sedih pada temannya yang tak lain adalah Selena tengah terbaring lemah di atas brankar rumah sakit khusus untuk intelijen negara.

"Kapan mau sadar?"

Tak ada jawaban.

Kekehan miris keluar dari bibir pria itu, dia menghela panjang.

Carve Out A PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang