Part 34;Faithfully waiting for him

17.7K 1.1K 451
                                    

Vote dulu sebelum baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu sebelum baca!

34.Faithfully waiting for him

Lunglai tubuh ringkih itu mengejar langkah lebar Atlantik menuju pintu. "Atla? Atla mau kemana lagi? Atla masih kerja di bar?"

"Lepas! Gak usah pegang-pegang, bisa?!" Atlantik menepis kasar tangan kecil yang hendak menyentuh lengannya. Mereka kini berada di depan bingkai pintu. "Ngapain gue capek-capek kerja demi cewek dekil kayak lo. Buang-buang waktu sama tenaga aja."

"Terus, Atla mau ke mana? Kalo udah berhenti kerja, gak bisa semalam aja Atla gak keluar dan tetap tinggal? Ara kesepian.."

"Mau gue ke club malam, ke hotel sewa lonte bukan urusan lo. Gue, gak mau diatur."

"Atla Suami Ara tentu saja semua kegiatan Atla, urusan Ara juga. Ara berhak ngatur Atla."

"Cih, gue mau gelar pesta ultah gue di ballroom hotel bareng temen-temen kampus."

"Atla ulang tahun hari ini?"

"Iya kenapa?! Lo Istri gue gak sih? Tanggal ultah gue aja lo gak tahu."

Senyum pahit tercipta, menghiasi paras cantik itu. Batin Elara bersuara lirih membalas ucapan Atlantik tidak dengan lisan. 'Istri? Atla aja gak menganggap Ara sebagai Istri.' Elara baru ingat bahwa bulan ini dan pas ditanggal hari ini adalah hari kelahiran Atlantik. Angka usianya akan meningkat.

"Ara--" Elara menengadah, meremas sisi bajunya menemukan mimik Atlantik yang tidak bersahabat. Dirinya lantas tertunduk dalam, nyalinya ciut. "Boleh ikut?" Dua kalimat yang ia sebut diakhir mencicit.

"Gak! Gak! Mau ditaruh dimana muka gue kalo orang-orang pada tahu gue punya Istri lusuh kayak lo?! Malu-maluin aja!"

Reflek, Elara mengangkat kepalanya lagi menunjukkan manik mata indah yang dihiasi bulu lentik itu digenangi oleh embun. "Atla--malu punya Istri kaya Ara?"

Atlantik tersenyum paksa. Jadi telunjuknya menoyor dahi Elara hingga kepala Elara berkali-kali terdorong kebelakang.

"Kalo lo udah tahu kenapa bertanya lagi? Malunya pake banget. Makanya jangan ikut yah? Muka gue bisa hilang. Mending gue gak ngerayain ultah dari pada ngebiarin lo ikut dan berakhir ngerusak image gue."

"Kalo gitu--Atla bisa pulang lebih awal malam ini?"

"Ngapain?"

"Ara pengen ngerayain ulang tahun berdua aja bareng Atla."

"Ck."

"Ya Atla ya? Lagi pula Ara gak minta tiap malam kok, malam ini aja Atla luangin waktu buat bareng Ara. Ini yang terakhir kali. Besok-besok, terserah Atla mau pulang sampe pagi, Ara gak bakal minta temani atau cari-cari Atla lagi."

"Yaudah iya, iya!"

Cup!

"Damn!" Delikan risih beriringan dengan umpatan itu menjadi respon spontan Atlantik atas kecupan yang bersarang di pipinya. Ia menggosok-gosok kasar dititik itu.

PANGERAN ATLANTIK (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang