ZEVIANNO||RUMAH SAKIT

45 28 129
                                    

Terlihat seorang gadis yang tengah berbaring lemah dengan bermacam alat medis yang bersarang di tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terlihat seorang gadis yang tengah berbaring lemah dengan bermacam alat medis yang bersarang di tubuhnya.

Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke ruangan itu, hanya bisa menatap melalui kaca pembatas.

"Kenapa bisa begini Zev?" tanya Batara pada Zevianno yang masih berdiri dan menatap ke dalam ruangan milik Lyora.

"Saya juga ga tau om kenapa Lyora nekat buat keluar dari mobil saya." jawab Zevianno tanpa menoleh sedikit pun ke arah Batara.

"Padahal pernikahan kalian tinggal 1 minggu lagi, tapi Lyora koma dirumah sakit." lirih Batara.

Zevianno tidak menanggapi ucapan Batara, yang bersarang di otaknya hanya Lyora, Lyora, dan Lyora.

Kringgg....

Telpon Ruby berdering, Ruby langsung mengambil ponselnya dan melihat nama penelponnya.

"Siapa?" tanya Batara pada sang istri.

"Lyoza nelpon." jawab Ruby.

"Angkat!" ucap Batara dan Ruby langsung mengangkat telpon dari Lyoza.

Lyoza adalah adik kembar dari Lyora, sifat mereka berbanding terbalik, padahal suatu kuliah Lyoza dan Lyora begitu dekat, hingga sampai pada saat ayahnya menikah lagi dengan Ruby, sifat Lyoza mulai berubah. Tidak mau menganggap Lyora adalah saudara kembarnya.

Selama ini Lyoza pergi ke luar negri untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Hallo kenapa Za?" tanya Ruby.

"Ibu dimana kok Lyoza cari di rumah ga ada." tanya Lyoza.

"Loh, kamu pulang?" tanya Ruby terkejut.

"Iya bu, kebetulan Lyoza cuti jadi Lyoza memutuskan untuk pulang deh, lagian Lyoza rindu sama ayah dan ibu." ujar Lyoza.

"Ah masa sih rindu."

"Iya bener Lyoza rindu, ibu dimana?" tanya Lyoza.

"Ah itu, ibu di rumah sakit Lyora kecelakaan."

"Hah? kok bisa?"

"Ceritanya panjang, nanti biar ayah kamu aja yang jelasin, udah dulu ya ibu tutup telponnya. Bye sayang." Ruby mematikan sambungan telponnya.

"Ada apa?" tanya Batara saat melihat Ruby berjalan menghampirinya.

"Lyoza dirumah, dia pulang karna cuti." jawab Ruby.

"Kenapa ga ngabarin kalo dia pulang, kan bisa di jemput ke bandara." ucap Batara.

"Ga tau tuh Lyoza."

"Yaudah kita pulang, kasian Lyoza dirumah sendirian."

"Zev, om titip Lyora disini ya? anak om si Lyoza baru pulang dari amerika, kasian kalo di tinggal sendiri di rumah." ujar Batara lalu pergi meninggalkan Zevianno.

*****

Setelah sampai di rumah Batara dan Ruby langsung turun dari mobilnya, dan masuk ke dalam rumah.

"Ayah, ibu." pekik Lyoza dan berlari menghampiri Batara dan Ruby.

Lyoza langsung memeluk sang ibu tiri terlebih dahulu, baru beralih memeluk Batara.

"Kenapa ga nelpon kalo kamu pulang?" tanya Batara.

"Kan biar surpraise yah, tadi nya mau nelpon cuman ga jadi." jawab Lyoza.

"Oh iya, Lyora kenapa bisa kecelakaan?" tanya Lyoza.

"Dia ga mau ayah nikahkan, terus dia kabur dan di kejar sama calon suaminya, tiba tiba dia nekat keluar dari mobil, dan alhasil tertabrak sama mobil container yang kebetulan lewat." ucap sang ayah.

"Ya ampun, Lyora nekat banget sih ga mikir panjang apa dia buat keluar dari mobil?" ujar Lyoza tak habis pikir.

"Gimana sekolah kamu di amerika, lancar kan?" tanya Ruby.

"Lancar dong bu, oh iya aku juga dapet kenalan orang amerika, dia baik banget sama aku dia sering biayain kehidupan aku disana."

"Kalian tau kan di amerika itu mahal mahal, lebih mahal dari indo." ucap Lyoza.

"Kapan kapan ajak kenalan kamu ke sini, ibu penasaran." kata Ruby.

"Iya nanti Lyoza bawa dia kesini lain waktu."

Lain sisi dengan Zevianno yang masih stay berdiri di depan kaca pembatas, pandangannya tak luput dari Lyora yang sedang berbaring lemah di bantu dengan alat medis.

"Pak?" panggil salah satu suster yang kebetulan ingin memeriksa keadaan Lyora.

Zevianno menoleh kan kepalanya ke arah sang suster, "Iya?" tanya Zevianno.

"Lebih baik bapak istirahat aja, bapak juga belum makan kan? kebetulan dirumah sakit ini tersedia kantin, makanannya gratis kok pak, bapak makan aja dulu." ujar sang suster yang merasa kasian pada Zevianno yang berjam jam setia berdiri di depan ruangan Lyora tanpa makan dan tanpa duduk.

"Tolong jangan panggil saya bapak, saya bukan bapak kamu!" ucap Zevianno kesal, sedari tadi selalu di panggil bapak, setua itu kah wajahnya?

"Maaf mas, saya izin masuk mau cek kondisi pasien."

"Hmm." Zevianno hanya membalas dengan deheman singkat.

"Kapan kamu sadar Ra?" ucap Zevianno dalam hati sambil mengamati sang suster yang sedang memeriksa Lyora.

Sang suster pun keluar dari ruangan Lyora, Zevianno langsung menghadang suster tersebut.

"Gimana keadaannya?" tanya Zevianno.

Suster itu menghela napas pelan, "Belum ada perkembangan dari pasien pak, eh mas. Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar pasien bisa sadar dengan cepat, saya permisi." ujar sang suster lalu berjalan meninggalkan Zevianno.

Zevianno menatap berankar Lyora, tanpa sadar air manatanya menetes, dengan cepat Zevianno menyekanya.

"Kapan kamu sadar Ra? Saya khawatir sama kamu." lirih Zevianno.

~To Be Continued~

ZEAVIANNO [HIATUS]Where stories live. Discover now