☃️ Misi Ke-30 : New Life

9.6K 594 9
                                    

☃️

Tidak terasa sudah tiga hari Selena mencari tempat yang benar-benar terpencil untuknya kabur dari sosok Shaka, sekarang gadis itu tengah duduk di atas batu sambil menikmati deburan air yang baginya terdengar menenangkan.

Matanya terpejam, dia menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Kangen," lirihnya menatap ke kosong ke depan.

"Kangen siapa?"

Kalian pasti sudah tau kan siapa itu? Iya, Sang Belati.

"Tempatku bekerja," jawab Selena seadanya, dia kembali diam menatap hamparan langit yang begitu luas.

Selena akui jika suasana malam sangat indah di sini, bahkan sejauh mata memandang dia selalu dapat menangkap bintang di atas sana.

"Belati?" Selena berdecak. "Gimana kalau lo gue kasih nama, biar vibes ngomong sama benda matinya gak kerasa banget lah," lanjutnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

"Terserah."

"Cosplay jadi cewek lo?" Tanya Selena mendengar jawaban mengesalkan dari Sang Belati.

"Panggil aku Nismara," ucap sang belati membuat Selena tersentak.

"Lah! Kapan lo punya nama?! Kok gak ngomong?!"

"Kamu tidak pernah bertanya," jawab Nismara seadanya. Setelahnya kesunyian kembali menyerang mereka.

"Kau tidak menyesal?"

Sebelah alis Selena terangkat. "Untuk?"

"Memilih pergi dari istana dan hidup tanpa kejelasan seperti ini," ujar Nismara. Belati yang tadinya hanya bertengger di atas batu tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata membuat Selena sontak menutup matanya rapat.

Tak lama sosok anak laki-laki berambut putih seperti Selena terlihat. Dia menatap Selena sambil tersenyum tipis.

Melihat hal mengejutkan di depan matanya membuat Selena sontak berdiri, dia mundur menjauhi anak itu.

"Penakut," ledek anak tersebut dengan seringai di wajahnya. Sekarang Selena seperti mengenali cara bicara itu.

Merasa butuh verifikasi, dia mengambil dahan yang ada di sampingnya lalu melempar pada arah anak laki-laki di hadapannya.

Anak tersebut seketika memekik ketika merasakan sakit di kepalanya, dia menatap kesal pada Selena. "Sakit, bodoh!" Umpatnya.

Dua kata yang keluar dari mulut anak itu cukup untuk membuat Selena yakin, dia lantas kembali duduk ke tempatnya, lalu balas menatap kesal Nismara.

"Ngapain ubah jadi manusia segala sih?! Mana mirip banget lagi sama si Evan," gerutu Selena menatap penuh telisik pada penampilan Nismara yang terlihat cukup tampan dengan tampilan albinonya.

"Aku tau aku tampan," narsisnya mengundang dengusan malas dari Selena. "Iki tii iki timpin," cibirnya.

Keheningan kembali menyergap mereka berdua, Nismara yang urung untuk berucap apapun dan Selena yang memang hanya ingin diam membuat suasana kembali tenang.

"Jika kau ingin tidur, tidurlah. Aku akan menjaga tempat ini," kata Nismara diangguki Selena, memang dia sudah mengantuk sejak tadi.

"Nismara," panggilnya menghentikan langkah.

Nismara menatapnya dengan sebelah alis terangkat. "Apa?" Tanyanya membuat Selena mendengus.

"Di mana arah menuju emas-emasku?"

Mendengarnya membuat Nismara tersedak ludahnya sendiri. "Masih sempat kau memikirkan emas itu?"

"Tentu, bagaimana aku bertahan hidup tanpa uang?" Tanyanya sewot. Dia menatap Nismara dari jarak yang sedikit jauh.

Carve Out A PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang