☃️ Misi Ke-32 : Ashel

9.2K 563 30
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN🔥

Awas kagak komen, gw berasa diteror debt colector astagfirullah 😭 abis ini mau gantung lo pada, mau gw senyapin aja wpnyaa🤣🤣🤣

☃️

Dengan langkah ringannya, Selena berjalan menuju pemukiman warga yang tadi ditunjuk oleh Nismara, Nismara sekarang sudah kembali menjadi belati. Selena hanya berjaga-jaga, takut kejadian seperti tadi terjadi lagi.

Wajahnya yang tertutup cadar hanya memperlihatkan mata indahnya, dia bahkan memakai topi agar warna rambutnya tidak terlihat.

Kebetulan, sekarang para rakyat sedang melakukan ritual, otaknya berpikir keras agar bisa memasuki bahkan tinggal dipemukiman tersebut tanpa dicurigai.

Tatapannya tidak sengaja jatuh pada sosok perempuan yang keluar dari rombongan, dia lantas mengikuti perempuan itu.

Perempuan yang kiranya seusia Aaron itu berjalan menuju hutan, sepertinya dia disuruh mencari sesuatu.

Sebuah ide bagus terlintas di otaknya, dia tersenyum senang. Dengan cepat dia merobek-robek bajunya, tidak lupa menyayat kulitnya agar semakin terlihat tidak baik-baik saja.

Dia membuang topinya sendiri, membiarkan rambut putihnya berterbangan. Tanpa berlama-lama lagi dirinya berlari menuju arah berlawanan dari gadis itu.

"TOLONG! TOLONG!" Teriaknya menuju perempuan tersebut, dia berlari dengan terseok-seok membuat perempuan yang tengah memetik sesuatu itu mendongak.

Perempuan bernama Ashel yang tadinya disuruh untuk mencari beberapa tanaman sontak terlonjak kaget.

Matanya terbelalak menatap Selena yang penuh dengan luka, dia kaget sekaligus bingung melihat pemilik rambut putih itu tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri di hadapannya.

"NONA!" Pekiknya segera menahan tubuh Selena tidak menghantam kerasnya tanah.

Bibir Selena menyeringai di balik cadarnya, dia berhasil.

Sebenarnya Selena cukup kasihan dengan perempuan yang terpaksa memapahnya cukup jauh, padahal dirinya masih sadar.

Maafkan aku, Nona cantik. Jika aku tidak melakukan ini, kemungkinan aku akan ditolak di tempatmu tinggal, batin Selena merasa bersalah. Dia kembali memejamkan matanya rapat.

Mendengarnya membuat Nismara berdecih di dalam pikiran Selena, dia berkata, "Kau memang selalu menyusahkan."

DIAMLAH! Sentak Selena pada Nismara. Ayolah, belati satu itu suka sekali mengganggu kesenangannya.

❄❄❄

Tidak disangka, gadis yang tidak dikenal Selena itu membawa langsung ke rumahnya tanpa memberitahu para tetangganya.

Setelah mengurus Selena sedikit, dia bergegas pergi keluar rumah, sepertinya akan kembali ke tempat ritual.

Ashel lantas segera menuju tempat ritual, dia memberikan apa yang diinginkan bibinya. "Dari mana saja, kau?!" Sentak bibi Ashel dengan suara yang agak dikecilkan.

"Maaf, bibi. Tadi aku perlu mengambil gelang ini," alibinya memberikan gelang di tangannya pada bibinya.

Terlihat binar di mata bibinya ketika dia memperlihatkan gelang indah tersebut, dengan cepat bibi Ashel merampas gelang tersebut dari tangan Ashel.

"Oh, sana kau kembali ke rumahmu," usir perempuan yang biasa dia panggil Bibi Aury, wanita paruh baya itu segera meninggalkannya.

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now