☃️ Misi Ke-33 : Diterima

8.6K 549 15
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN🔥

☃️

Setelah mengganti pakaian miliknya dengan milik Ashel, Selena dibuat senyum-senyum sendiri melihat wajah cubby dari Ashel yang nampak serius melakukan pekerjaan memasak.

"Nona Selena? Maaf aku hanya memiliki beberapa sayur untuk bisa kita makan," sesal Ashel ketika melihat Selena yang menatapnya lekat..

"Tidak apa-apa, Ashel. Gak tau aja kalau gue pernah makan daun doang karena latihan," lanjut Selena dalam batinnya. Baginya ini lebih baik dari pada tak memiliki apa-apa untuk dimakan.

Dia mendekat pada Ashel. "Biar aku bantu," ujar Selena mengambil sebuah daun untuk mereka makan, dia juga menuangkan air pada cangkir yang terbuat dari bambu.

"Tidak perlu, Nona," lirih Ashel mencoba menahan Selena agar duduk saja.

"Sudah selesai, Ashel. Ayo sekarang duduk," ajaknya, dia dan Ashel lantas duduk bersama, mereka melahap makanan dengan tenang.

"Ini enak," puji Selena membuat wajah Ashel memanas, dia tersipu malu.

"Terima kasih atas pujiannya," senang Ashel diangguki Selena. "Panggil aku Selena saja, jangan menggunakan kata Nona," suruh Selena dan segera diangguki oleh Ashel.

"Apa aku boleh terlihat oleh orang lain?" Tanya Selena di sela-sela kegiatan makan mereka. "Sebaiknya tidak, Selena," jawab Ashel, dia tidak yakin jika Selena akan diterima semudah itu.

Selena mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya sudah, apa kau bisa berpedang?" Tanya Selena mengalihkan pembicaraan, dia ingin melakukan sesuatu.

"Tidak?" Ashel malah balas bertanya membuat Selena mendengus, tapi dia paham.

"Apa kau bisa ikut aku besok pagi? Kita akan pergi ke hutan," tanya Selena lagi, dia akan mengajak perempuan di depannya ini.

Raut kebingungan tercetak di wajah Ashel. Dia tidak paham maksud Selena.

"Aku ingin melatihmu berpedang, apa kau bersedia?" Entah apa maksud Selena, sekarang Ashel merasa sedikit waspada dengan ajakan Selena yang cukup mendadak.

Dia berdiri dari duduknya dan sedikit menjauhi Selena. Takut jika Selena akan menyakitinya.

"Aku hanya ingin kau bisa banyak hal, Ashel. Aku tidak akan menyakitimu, sejak aku berada di sini aku sudah menganggapmu sebagai kakakku," jelasnya mencoba meyakinkan Ashel, tangannya bahkan sudah menggenggam tangan Ashel.

Beberapa saat Ashel terdiam, perempuan itu nampak bimbang. Dia tidak berani percaya pada Selena.

Selena tersenyum lembut, dia meyakinkan Ashel lewat tatapan yakinnya.

Dengan ragu Ashel akhirnya mengangguk. Baiklah, untuk saat ini Ashel akan mencoba percaya pada gadis di hadapannya ini.

Sontak seruan bahagia keluar dari bibir Selena. "Ya sudah, ayo tidur," ajaknya diangguki Ashel.

Mereka pergi ke kamar masing-masing.

Besok akan kumulai cerita baru dari sosok Putri Selena, tekad Selena untuk membuat semuanya membaik. Setelahnya dia mulai memejamkan matanya, memasuki alam mimpi.

❄❄❄

Waktu masih menujukkan dini hari, namun tak cukup untuk menghancurkan semangat Selena untuk mengajari Ashel.

Dia menggedor kamar Ashel, untung saja rumah tetangga cukup jauh jadi sekeras apapun Selena menggedor pintu, tidak akan terdengar orang lain.

Ashel yang sejak tadi tidur dengan begitu nyenyaknya sontak tersentak kaget, dia menatap kaget pada pintu yang terus di gedor dari luar.

"ASHEL, AYO LATIHAN!!" Teriak Selena dari luar.

Dengan langkah beratnya, Ashel membuka pintu, dia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat gadis di depan pintu tengah menyengir lebar.

"Sudah siap, kan?" Tanyanya antusias.

Ashel menghela napas, tapi dia segera mengikuti Selena dan melakukan kemauan Selena.

Gadis berambut putih itu begitu senang menarik Ashel, dia membawa Ashel menuju tempatnya dan Nismara kemarin singgah.

Beberapa saat Ashel terdiam, dia menatap takjub pada sungai yang mengalir di depan matanya.

Tidak pernah Ashel berjalan sejauh ini, ia selama ini hanya pergi di sekitar pemukiman atau hanya berdiam diri di dalam rumah.

Selena menatap pada binatang yang terlihat di depan sana, kedua matanya membola kaget.

"KUDAKU!!" Pekiknya, tanpa berlama-lama lagi dia segera menangkap kuda miliknya yang sudah hilang sejak dua hari lalu karena Nismara.

"Kau kesini menaiki kuda, Selena?" Tanya Ashel diangguki Selena. Beberapa saat Ashel terdiam.

"Kau berbohong," ucap Nismara menyadarkan Selena.

Selena sontak berdehem singkat. "Emm... ini bukan kudaku, tapi aku meminjamnya ketika lari dari para penculikku," jelasnya sedikit gelagapan. "Kau percaya padaku, kan?" Tanyanya dengan tatapan memohon.

Beberapa saat Ashel terdiam, dia tersenyum tipis. "Aku juga memiliki seekor kuda, dia kutemukan ketika aku sedang mencari tanaman obat di hutan, dia aku jaga tidak jauh dari rumah," ucapnya memberitahu Selena dan mencoba mempercayai Selena untuk kesekian kali.

"Benarkah?"

Anggukan kepala Ashel berikan.

"Bisa dong jika kudaku menumpang tidur," canda Selena.

"Tentu, tempatnya cukup untuk dua kuda," balas Ashel, Selena senang bukan main, dia bisa menjaga kudanya untuk keadaan genting.

"Terima kasih, Ashel. Kau perempuan yang baik," puji Selena.

Dia mengambil pedang yang terikat pada kuda lalu memberikannya pada Ashel. "Ayo kita berlatih, mulai hari ini kita akan menjadi lebih kuat," ajak Selena.

Dengan ragu-ragu Ashel memegang pedang berkilau di tangannya, Selena terkekeh, dia membantu Ashel agar bisa memegang pedang itu dengan erat.

"Ikuti gerakanku." Titah Selena, namun Ashel bingung karena Selena tidak menggenggam pedang.

Kebingungannya berganti menjadi keterkejutan dan rasa takut ketika belati yang digenggam Selena berubah.

"I-itu? Apa—?" Lirih Ashel masih terkejut karena perubahan belati Selena.

Selena terkekeh ringan. "Ikuti gerakanku," ulang Selena membawa Ashel kembali pada dunia nyatanya.

Ashel tersentak, dia menjawab Selena dengan cicitan kecil, "b-ba—baik."

Dia mengajari Ashel untuk menangkis dan menyerang, dia akan membantu perempuan itu ketika Ashel nampak kesulitan.

Gerakan demi gerakan mereka coba, setiap pagi mereka melakukan kegiatan yang sama, berlatih pedang, berlomba kemampuan kuda, lalu mencari makan di sungai.

Bukan tanpa alasan Selena melakukan semua ini, dia sudah mendengar tentang Ashel dari Nismara, dan dia ingin Ashel bisa melawan.

Dia ingin ketika dia tidak bersama Ashel, Ashel akan menjaga dirinya sendiri.

☃️

Pendek? Gw lagi capek, maaf kalau gw kdg bikin kalian kesel. Cmn mau bilang, makasih udh mampir sampai di bab ini.

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now