☃️ Misi Ke-34 : Terungkap

8.8K 555 20
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN 🔥

Semangatin dong, gw mau banyak update, lagi stres sama ujian🤦‍♀️

☃️

Tidak terasa sudah satu minggu semenjak kepergian Selena, istana terasa hampa bagi seorang Shaka.

Dia tidak tau apa yang terjadi dengan hatinya, apalagi sekarang Wyne begitu sering mendatanginya tanpa kepentingan yang jelas.

Shaka mengacak rambutnya frustasi, bayang-bayang Selena yang selalu mengoceh ataupun melakukan hal ajaib terus berputar di kepalanya.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?" Tanya Aaron melihat Shaka yang sudah seperti orang gila sekarang.

Wajah tampannya itu terlihat kusut, mata panda menghiasi, tatapannya juga terlihat sayu. Terlihat sangat kacau.

"Ada apa dengan diriku? Kenapa aku tidak bisa fokus pada pekerjaanku? Kenapa bayang-bayangnya selalu melintas?" Cecarnya sudah sangat frustasi dengan situasinya. Dia kembali mengacak rambutnya.

Aaron terkekeh kecil, dia menepuk pundak Shaka dua kali. "Carilah dia, kau merindukannya," nasihat Aaron dengan sedikit ejekan.

Shaka terdiam, dia menggeleng. "Tidak mungkin, pernikahan kami hanya sebatas pernikahan politik, tidak lebih," elak Shaka keras kepala. Dia yakin tidak merindukan Selena.

Aaron kembali terkekeh, Tuannya ini tidak sadar. "Tanpa kalian sadar, kalian sudah saling memiliki rasa, hanya saja tertutup oleh marah dan kecewa," nasihatnya pada dua pasutri yang sudah menikah selama tiga bulan itu.

"Apakah Putri Sheila ada mencari Nona?" Tanya Aaron agak aneh dengan Sheila yang sampai hari ini tidak mencari Selena, seolah mereka bukan saudara.

"Tidak ada, aku tidak pedu—"

Ucapan Shaka terpotong ketika pintu kamarnya tiba-tiba dibuka dari luar.

Aaron mendengus melihat sosok yang berdiri di depan pintu. Pengganggu.

"Saya izin, Pangeran," izin Aaron meninggalkan Wyne dan Shaka berdua, dia yakin jika dia tidak pergi, maka Wyne akan mengusirnya.

"Jangan tutup pintunya," titah Shaka diangguki Aaron.

"Shaka, aku ingin bicara," buka Wyne dijawab oleh satu alis Shaka yang terangkat.

"Apa aku boleh duduk?" Tanya perempuan itu, dia berjalan dengan anggun mendekati Shaka.

Apa-apaan baju gadis itu? Mengapa begitu terbuka? Wyne duduk tepat di samping Shaka, membuat Shaka merasa risih.

"Jangan mendekat, Putri Wyne."

Shaka menahan Wyne yang terus mendekatinya, dia memasang wajah yang benar-benar risih dan tidak suka.

"Katakan apa perlumu dan segera keluar." Tegasnya dan itu sukses membuat Wyne cemberut.

"Shaka, Selena sudah pergi, dia meninggalkanmu. Kita bisa bersama, aku sudah mencintaimu sejak dulu," ucapnya secara gamblang membuat Shaka menghela nafas lelah.

Shaka menggeleng, dia berdiri dan menunjuk pada pintu yang terbuka.

"Saya sudah memiliki seorang istri, dia adalah orang yang anda katakan meninggalkan saya, silahkan keluar, Putri Wyne."

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now