☃️ Misi Ke-35 : Malam Mencekam

9K 564 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN 🔥

☃️

Malam senyap sangat membantu semua orang yang tinggal di pemukiman terpencil untuk tidur dengan tenang.

Namun, suara kayu yang dipukul cepat beriringan dengan suara langkah kaki berlari membuat keributan mengganti ketenangan malam.

"SEMBUNYI!! PARA PENJAJAH DATANG!" Teriak pria yang berlari memberikan pengunguman pada seluruh orang yang tinggal di pemukiman tersebut.

Selena sontak terlonjak kaget, dia sudah was-was semenjak mendengar derap langkah berlari dari orang-orang tadi.

"Sial," umpatnya ketika mengingat bahwa .... salah satu konflik cerita 'My Dear, Sheila.' Adalah perang yang terjadi antara kekaisaran Barat dan Selatan.

Dia segera berdiri dari posisinya lalu berjalan dengan cepat menuju kamar Ashel.

"Ada apa ini?" Tanya Ashel masih dengan sedikit kesadarannya.

Tatapan Selena mengedar, menatap seluruh kamar Ashel. "Cepat masuk," titahnya mendorong Ashel tanpa ingin di bantah.

"Hah?" Ashel bingung dipaksa untuk memasuki kolong kasur, tapi dia tetap melakukannya.

"Tekuk sedikit kakimu."

Kembali, Selena menyuruhnya, tubuhnya seketika bergetar ketika mendengar derap langkah kuda memenuhi pemukiman.

Ingatannya pada saat dirinya dulu diculik seolah kembali menghantuinya.

Tak bisa menutupi rasa kagetnya, Selena menatap Ashel yang mulai menangis.

Apa traumanya kambuh? Batin Selena yang sudah tau bahwa Ashel pernah diculik oleh para penjajah dan berakhir dia dibesarkan oleh Aury, bibi yang sering memarahinya.

BRAK!

Pintu didobrak dengan kencang, air mata Ashel semakin banyak berguguran. "Stt, aku ada di sini, aku akan menjagamu," bisik Selena pada Ashel.

Ashel menahan diri sekuat mungkin agar tidak membuat suara, dia membiarkan Selena membekap mulutnya.

Suara pecahan kaca dan langkah dua orang menemani malam mencekam mereka. Selena semakin erat menutup mulut Ashel karena dia juga sebenarnya merasakan rasa takut itu.

Hanya saja, Selena telah terbiasa untuk menghadapi keadaan darurat seperti ini, dia harus tetap selamat dan tenang.

Tubuh Ashel semakin bergetar hebat ketika kaki-kaki para pria terlihat dari tempat mereka. Dia mencengkram tangan Selena.

"Bagaimana?"

"Sepertinya sudah kabur, kita pergi sekarang."

Percakapan dua orang yang tidak dikenali Ashel maupun Selena berakhir, mereka segera keluar rumah Ashel, meninggalkan rumah yang menurut mereka kosong.

Helaan napas lega keluar dari bibir Selena, dia menarik Ashel agar keluar.

Tatapan kosong perempuan di hadapannya cukup untuk membuat Selena khawatir. Tanpa mengatakan apapun dia langsung menarik Ashel ke dalam dekapannya.

"Jangan takut, Kak. Aku di sini," lirih Selena menenangkan Ashel.

Tangis Ashel pecah, dia seperti ditarik paksa untuk kembali menyanyat luka yang mulai sembuh, luka itu kembali menganga lebar.

"Ashel, kau harus bisa melawannya, kau harus membantuku," harap Selena menyadarkan Ashel.

Dia menarik Ashel ke kamarnya lalu dia mengambil tas miliknya dan kembali menarik Ashel keluar.

Di tengah gelapnya malam, mereka berlari menuju tempat selama ini menyimpan kuda. Selena memejamkan matanya karena mereka hanya memiliki satu kuda karena kuda milik Ashel mati.

"Ashel, apa kau bersedia membantuku?" Tanya Selena penuh harap pada Ashel, dia mengenggam tangan Ashel erat.

Beberapa saat Ashel diam, tapi dia akhirnya mengangguk walau dengan susah payah. Dia harus membantu Selena.

"Apa yang harus ku lakukan?" Tanya Ashel berhasil mencetak raut bahagia Selena.

Selena mengambil cadar pada tasnya, dia bersyukur karena baju Ashel mudah untuk dibawa ke sana ke mari karena ringan dan dengan celana.

Dia memakaikan cadarnya pada Ashel, menggelung rambut Ashel lalu menutupinya dengan topi. Dia bahkan memberikan pedangnya pada Ashel.

"Pergilah ke istana kekaisaran Barat, beri tahu bahwa salah satu wilayahnya sedang diserang," jelas Selena, Ashel terbelalak tidak percaya.

Dia melepaskan genggaman tangan Selena, kepalanya menggeleng tanda tidak bersedia.

"Bagaimana denganmu?!" Tanyanya khawatir.

Selena tersenyum tipis, dia menarik kedua tangan Ashel untuk digenggamnya. "Ashel, aku akan baik-baik saja. Aku mohon bantu aku, aku akan mencoba menolong orang-orang yang bisa ku tolong," tuturnya lembut.

"Selena, aku tidak ingin meninggalkanmu di tempat berbaha—"

Ucapan Ashel di potong oleh Selena, "Kau percaya padaku, kan?"

Air mata Ashel kembali luruh, dia menggeleng, dia menyayangi Selena seperti adiknya sendiri, dirinya tidak ingin Selena kenapa-napa.

Dekapan hangat terasa, tangis Ashel semakin pecah, dia memeluk Selena erat.

Dengan terpaksa dirinya harus meninggalkan Selena, dia naik menuju kudanya.

Tatapan lembut dari perempuan berambut putih itu sedikit memberi ketenangan pada Ashel.

"Jaga dirimu, adikku," pesan Ashel dijawab anggukan kepala Selena.

Ibu jari Selena menghapus air mata Ashel, senyum tidak pernah hilang dari wajahnya.

"Kau harus sampai pada istana kekaisaran Barat, jangan sampai terluka apalagi kenapa-napa, kita akan bertemu lagi di waktu yang tepat. Jaga dirimu baik-baik, aku tidak bisa menjagamu selama perjalanan, jangan sering nangis, nanti kamu kelelahan sendiri, jangan menyerah sampai kamu benar-benar membawa kabar ini," pesan Selena panjang.

Dia melepaskan Ashel dengan berat, dia merasa bersalah karena melibatkan perempuan itu dalam bahaya, tapi dia tidak memiliki pilihan, keadaan terlalu genting.

Air matanya perlahan luruh bersamaan dengan hilangnya Ashel dari pandangannya. "Kau harus baik-baik aja sampai kita bertemu lagi," lirih Selena terasa sesak.

Dia segera memakai cadar miliknya dan berjalan menuju pemukiman.

☃️

Ini pling pndek 💃 mohon sabar, abis ini bakal p×l×t😭 papay ay😚

Sengaja update karena pembacanya udh tembus 3 ribuuuuu😁😁😁😁 mungkin itu g bsa di katakan banyak, tapi bagi gw itu sungguh menyenangkan karena pengalaman pertama, yok bantu share" ceritanya🙈🙈🙈😁😁😁

Gw double update sekarang💃

23 March 24

Sengaja tanggalnya gw tandain, buat kenang²an😁 mungkin buat beberapa orang itu gak berharga, tapi buat penulis kaya gw, itu hal yang sangat-sangat bikin bahagia🔥🔥

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now