☃️ Misi Ke-36 : War ⚔

8.9K 559 38
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN🔥

☃️

Setelah mengatakan keputusannya, Shaka benar-benar melakukannya, dia tidak lagi bersedia menjadi guru Wyne, dia menyerahkan Wyne pada Daffin sepenuhnya.

Luna dan Sheila sekarang menjadi sering berdua, mereka terus mencari cara agar menemukan Selena secepatnya. Rupanya mereka masih peduli pada Selena.

Sudah lebih dari dua bulan gadis itu menghilang, dan setiap harinya tidak ada satupun kesatria yang berhasil menemukan gadis itu, Selena bak ditelan bumi.

"PUTAR!" Teriak Shaka memerintah para ksatria untuk mengganti lawan.

Sikap Shaka yang semakin hari semakin dingin cukup untuk membuat para ksatria harus berlatih dengan kuat. Pria itu seolah tidak memiliki rasa lelah untuk terus berlatih. Dia melatih para kesatria dengan sangat keras.

"SERANG!"

Kembali, dia memerintahkan anggotanya untuk menyerang satu sama lain.

Shaka menjadi jarang beristirahat, dia memilih sibuk pada pekerjaannya dari pada terus kawalahan dengan bayang-bayang Selena yang hadir di saat sendirinya.

"Sikap pangeran Arshaka semakin hari semakin dingin," gumam Sheila dapat didengar Luna, dia mengangguk.

"Pangeran Arshaka sepertinya sangat kehilangan Nona, Tuan Putri," sahutnya.

"Aku harap kakak segera kembali." Ujarnya merindukan sosok Selena. Dia merindukan kelakuan ajaib kakaknya satu itu.

Di tengah kegiatan Shaka melatih para kesatria, tiba-tiba Aaron datang tergesa mendekatinya. "Ada kabar buruk, Tuan," ungkap Aaron sambil menunduk hormat pada Shaka.

"Daffin, gantikan aku," titah Shaka sebelum memfokuskan perhatiannya pada Aaron, Daffin mengangguk.

Dengan segera Aaron mengajak Shaka untuk mengikutinya, dia terdiam melihat sosok di hadapannya.

"Salam hormat saya kepada Panglima Kekaisaran Barat," salam perempuan itu diangguki Shaka.

Dia mengangkat sebelah alisnya. "Ada apa?" Tanyanya.

Perempuan di depannya menunduk, dia menari nafas dalam. "Wilayah batas kekaisaran Barat yang berada di timur diserang, panglima. Kejadiannya sudah berlalu selama lima hari," jelasnya.

Aaron menatap kaget pada perempuan di hadapannya, dia berganti menatap Shaka yang tetap memasang wajah datar nan dinginnya.

"Bagaimana aku tahu bahwa kau tidak berbohong?" Tanya Shaka tenang.

Nampak perempuan yang membawa kabar tersebut berpikir sebelum mengambil pedang yang menggantung pada kuda.

Ashel ingat jika Selena mengatakan, "Jika nanti panglima mempertanyakanmu, kau katakan bahwa kau disuruh oleh prajurit kekaisaran Barat untuk memberitahumu, dan berikan belati ini padanya." Ucap Selena mengeluarkan salah satu belati Shaka.

Aaron dan Shaka saling pandang ketika belati tersebut sudah berada di tangan Shaka, mereka mengangguk. Itu adalah belati milik Shaka. Shaka sepertinya tahu siapa prajurit yang perempuan ini maksud.

"Siapkan pasukan untuk menyerang musuh yang telah lancang mendekati wilayah kita, kita akan pergi hari ini juga," perintah Shaka dan segera dilaksanakan oleh Aaron.

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now