☃️ Misi Ke-38 : Come Back

8.9K 590 5
                                    

Emm......

Sebelum lanjut baca bab ini, mau ngasih tau😁

Kalau g nyaman sama babnya bisa diskip ya, ay..... gapapa kok kalau bab ini dilewatin 🙏🏻






Happy reading....
.
.
.
.
.
.

☃️

Kedua insan yang baru saja menyelesaikan pertikaian mereka datang tanpa memberi riak sedikitpun pada pasukan kesatria, Shaka langsung membawanya ke tenda pria itu.

"Di mana Aaron dan Daffin?" Tanya Selena ketika tidak menangkap batang hidung kedua pria tersebut.

Dia juga bingung, mengapa tenda Shaka tidak di jaga siapapun. "Kau mencari mereka, tapi tidak mencariku dua bulan ini?" Sinis Shaka menatap kesal istrinya.

Kekehan kecil terdengar.

"Kan aku kabur darimu, pangeran," katanya semakin membuat Shaka gemas dengan Selena.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi," posesif pria itu, dia bahkan memeluk Selena kencang.

Lengkungan indah terbit di bibir kedua pasangan tersebut. "Biarkan aku mengobatimu dulu," imbuhnya menatap sedih pada Selena yang begitu banyak mendapat luka.

Dia menuruti ucapan Shaka, segera mendekati suaminya.

"Buka," suruh Shaka tapi membuat Selena ragu. "Tidak apa-apa," tuturnya lembut.

Dengan ragu Selena membuka baju bagian atasnya, membiarkan Shaka mengobati luka yang tidak hanya di dapat di tangan, pinggang kirinya juga terluka beberapa hari lalu dan hanya dia lilitkan kain.

Shaka meringis melihat raut istrinya yang terlihat biasa saja, jika perempuan lain yang mendapatkan luka itu, mungkin saja dia tidak sanggup lagi melakukan apapun.

Namun, Selena masih sanggup berlari jauh, walau tadi hampir tertangkap.

"Aku tau, luka ini tidak seberapa dengan lukamu," celetuk Selena ringan.

Memang benar adanya, luka sayatan seperti teman bagi seorang Shaka. Dan dia tentu tau jika sakitnya tidak terlalu terasa lagi ketika dirinya telah terbiasa.

Dia dengan telaten mengoleskan obat pada luka-luka yang di terima istrinya.

Istrinya terlihat sangat anteng menelisik setiap sudut wajahnya, menatap wajah datar di hadapannya.

"Jangan aneh-aneh." Selena mendesis kesal ketika tangan pria itu mengambil kesempatan untuk menjahili dirinya.

"Apa aku boleh?" Izin Shaka membuat jantung Selena berdebar kencang.

Agak berbahaya, namun itu permintaan laki-laki yang sudah mencarinya susah payah, apalagi laki-laki itu adalah suaminya.

"Luka di tubuhku belum sembuh," tolak Selena halus.

"Baiklah," lirih suaminya, tapi raut kecewa begitu kentara terpampang di wajahnya.

Walau hatinya tidak yakin, dia akhirnya memilih meyakinkan diri dan mengizinkan Shaka. "Aku mengizinkan," putusnya.

Aaron dan Daffin berjalan beriringan di tengah gelapnya malam, mereka mengangguk setiap ada kesatria yang menyapa mereka.

Carve Out A PastWhere stories live. Discover now