01. Ayah?

128 85 20
                                    

"Silahkan masuk semuanya."

Suara pemilik rumah sewaan itu membuat ketiga bersaudara itu bergidik ngeri dan jijik.

Bibirnya yang hitam, dengan gigi yang berwarna sangat amat kuning. Rambutnya keriting beruban dan terdapat banyak serangga-serangga kecil, seperti lebah, semut terbang, tawon dan juga laba-laba kecil di kepalanya.

Badannya bau busuk, baju compang-camping. Lendir keluar dari hidung dan mulut penyewa rumah itu.

Rasa jijik, geli, takut, kaget, dan heran bercampur menjadi satu.

Leonardo yang melihat rambut si penyewa rumah itu banyak serangga pun menggaruk kepala nya walaupun tidak gatal tapi karena geli melihatnya.

Nerissa bertanya-tanya dalam pikirannya. Banyak sekali pertanyaan yang ingin di tanyakan kepada ayahnya itu.

"Mengapa ayah bisa-bisanya menyewa rumah dengan pemilik rumah yang berpenampilan menjijikan seperti ini?"

"Apakah dia manusia? Dia tidak terlihat seperti manusia pada umumnya."

"Apakah dia tidak pernah membersihkan dirinya? Dia terlihat sangat amat menjijikan."

"Sungguh, rasanya aku ingin cepat-cepat pergi dari sini. Apakah ayah sudah gila? Atau mata ayah sedang bermasalah?"

Banyak sekali pemikiran dan pertanyaan yang ada di benak Nerissa yang tidak bisa dia ungkapkan saat ini.

Melihat keadaan yang sungguh menjijikan, Cathys reflek ingin memuntahkan semua yang sudah masuk ke dalam lambungnya.

Mendengar Cathys yang ingin memuntahkan semua yang sudah masuk ke dalam lambungnya tadi pagi, penyewa rumah itu pun menghampiri Cathys lalu bertanya,

"Apakah perjalanannya sangat panjang? Sampai-sampai kamu merasa mabuk perjalanan?"

Sungguh, Cathys tidak bisa menahan bau busuk yang melekat di tubuh penyewa rumah tersebut. Cathys langsung mengangguk untuk menjawab pertanyaan penyewa rumah itu.

"Ah... Pak, apa saya bisa melihat kedalam rumahnya terlebih dahulu? Saya memesannya secara online, jadi saya ingin tau keadaan rumah ini yang sebenarnya dari rumah ini." kata ayah kepada penyewa rumah tersebut yang membuat penyewa rumah itu menjauh dari Cathys dan menghampiri ayah mereka.

Cathys menghela nafas lega karena penyewa rumah tersebut sudah pergi dari hadapannya.

Nerissa, Leonardo dan juga Cathys saling melakukan eyecontact, seolah-olah mereka mempunyai pemikiran yang sama.

"Boleh. Tentu saja boleh, mari masuk ke dalam." jawab penyewa rumah tersebut kepada ayah.

Pada saat itu juga, ayah dan penyewa rumah itu pun masuk ke dalam rumah.

"Apakah ayah sudah gila? Menyewa rumah dengan penyewa yang seperti itu?" tanya Cathys kepada kakak dan adiknya itu dengan wajah heran dan juga tidak percaya.

"Apakah dia manusia?" tanya Nerissa tanpa menjawab pertanyaan kakak perempuannya itu.

"Apakah kita harus pergi dari sini?" tanya Leonardo kepada adik-adiknya.

"Cepat bawa aku pergi dari sini. Tolong." ucap Cathys dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangisnya.

Di saat mereka sedang bertanya-tanya, tiba-tiba ayah mereka memanggil mereka bertiga untuk membawa barang-barangnya dan masuk ke dalam rumah itu.

"Ayo masuk, d-dan ba-bawa barang-barang ka-kalian semua ke dalam."

Mereka bertiga bingung dengan gelagat ayahnya yang berbicara dengan terbata-bata dan kepalanya tiba-tiba bergerak ke samping kanan dengan sendirinya.

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [DONE]Where stories live. Discover now