06. Pergi.

89 78 9
                                    

"Jangan pernah mengasihani kakak ya? Kakak tidak suka dikasihani." ucap Cathys dengan wajah yang tersenyum dan membalas pelukan adik tercintanya.

Baru saja mereka berbahagia di beberapa hari yang lalu, sekarang mereka sudah berada di situasi yang menyeramkan.

Setelah berpelukan satu sama lain, Cathys kembali berusaha untuk membuka pintu kamar yang terkunci itu.

Beberapa menit pun berlalu. Akhirnya...

CEKREK..!

Kunci pintu kamar dapat terbuka dan perlahan Cathys memegang gagang pintu tersebut lalu perlahan membukanya.

Cathys mengeluarkan kepalanya sedikit untuk melihat keadaan sekitar. Setelah mengetahui bahwa keadaan di luar kamar itu aman, langsung saja Cathys mengajak Nerissa untuk pergi dari sana.

Cathys dan Nerissa berjalan cepat ke arah pintu utama rumah itu lalu akan melangkahkan kaki mereka keluar rumah.

"Sudah ibu bilang, bantulah paman hari ini, kau malah bermain dengan teman-temanmu."

Tiba-tiba ibu Luigi dan Luigi berjalan ke arah rumahnya.

Cathys dengan cepat membawa Nerissa kembali ke kamar.

"Sial, kenapa ibu-ibu itu kembali ke rumah." kata Cathys dalam hati sambil menaruh telinganya di pintu untuk mendengar percakapan Luigi dan ibunya.

"Tadi temanku mengajakku tiba-tiba."

"Seharusnya kau bisa menolaknya. Dasar anak kurang ajar."

"ARGHHHH MAAFKAN AKU BU."

Suara teriakan Luigi yang meminta maaf kepada ibunya pun membuat Cathys dan Nerissa terkejut.

Penasaran dengan apa yang telah terjadi dengan Luigi, Cathys berusaha sedikit membuka pintu kamarnya untuk mengintip.

"MAAFKAN AKU BU! AKU BERJANJI TIDAK SEPERTI ITU LAGI."

Ibunya tidak menanggapi teriakan kesakitan dari anak kandungnya sendiri. Dia menyiramkan air panas ke seluruh tubuh Luigi yang tidak berdaya.

Kulit Luigi melepuh, dagingnya hampir matang disiram dengan air panas itu.

Cathys merasa kasihan kepada Luigi yang disiksa oleh ibunya sendiri karena tidak membantu pamannya bekerja melainkan bermain dengan teman seumurannya.

Hal wajar jika anak berumur enam belas tahun masih tergoda untuk bermain bersama teman sebayanya.

Nerissa yang penasaran dengan apa yang sedang terjadi di luar kamar pun menyentuh tangan kakaknya, seolah-olah dia bertanya tentang apa yang sudah dilihat oleh kakaknya.

Cathys yang merasa bahwa adiknya telah menyentuh dia pun menoleh ke arah Nerissa.

Nerissa mengangkat kedua alisnya dua kali secara cepat. Cathys yang tau bahwa adiknya sedang bertanya-tanya akan keadaan diluar pun menceritakannya.

"Luigi disiram oleh air panas oleh ibunya karena tidak membantu pamannya." jelas Cathys kepada Nerissa.

Pada saat Cathys akan mengintip lagi, tiba-tiba dia sangat terkejut dengan apa yang telah dia lihat.

Satu buah bola mata berada di sela-sela pintu dimana Cathys mengintip tadi.

Sungguh kaget yang teramat kaget, Cathys merasakan bahwa seolah-olah jantungnya sudah turun ke lutut.

"Sudah sadarkan diri ya?"

Suara itu mengejutkan Nerissa yang sedang berada di belakang pintu kamar.

Tanpa berfikir panjang, Cathys langsung kembali menggenggam tangan Nerissa lalu membuka pintu kamar itu dengan lebar dan berniat untuk berlari keluar dari sana.

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [TAMAT]Where stories live. Discover now