15. Kecurigaan.

61 50 15
                                    

Semua berkumpul di meja besar nan panjang yang disertai sepuluh kursi mewah. Tercium wangi yang semerbak dari berbagai macam hidangan yang ada tepat di atas meja makan.

Sungguh menggugah selera. Makan malam pada malam itu sungguh mewah. Tidak ada acara, tidak ada pesta. Itu hanya makan malam biasa yang disediakan di rumah Pak Charles.

Belum selesai terpesona akan makanan-makanan tersebut, Luigi dan Nerissa melihat para pembantu rumah tangga Pak Charles berdatangan. Ada yang menyiapkan minuman-minuman segar dengan berbagai rasa yang berbeda, ada yang membawa piring dan menyiapkan makan untuk mereka berenam yang akan menyantap makanan di atas meja. Sungguh mewah.

Mereka berfikir bahwa apakah mereka ada dalam mimpi? Ataukah mereka sedang berada di surga? Jika ini mimpi, sungguh mimpi yang sangat indah dan mengenyangkan.

"Bibi... Apakah aku boleh meminta susu coklat punyaku di kulkas?" pinta Vivian kepada salah satu pembantu rumah tangga yang sangat dikenalinya.

"Tentu boleh non... Bibi ambilkan dulu ya. Permisi..." ucap si bibi dan langsung membungkuk pergi dari sana untuk mengambil susu coklat milik Vivian.

Tidak lama untuk mengambil susu coklat milik Vivian, bibi langsung dengan cepat kembali lagi dengan segelas susu coklat di tangannya lalu memberikannya pada Vivian.

"Terimakasih bii."

"Sama-sama non. Bibi permisi dulu."

"Mari makan." kata Pak Charles dengan senyuman yang hangat.

Luigi dan Nerissa mengangguk dan juga tersenyum hangat. Mereka berdua menunggu Pak Charles dan anggota keluarganya untuk memakan makanan mereka, baru Luigi dan Nerissa memakan makanannya.

"Dia tidak mungkin peneliti itu bukan? Dia terlihat sungguh baik. Tidak seperti peneliti tidak bertanggung jawab yang diceritakan Luigi padaku." batin Nerissa sambil terus melahap makanannya.

"Pak Charles terlihat tenang-tenang saja setelah melihat teman-temannya mati. Apa dia tidak memiliki inisiatif untuk melaporkan kejadian tadi siang kepada polisi?" batin Luigi yang juga melahap makanannya.

"Mengapa anak-anak itu terlihat sedang memikirkan sesuatu? Apa mereka memikirkan sesuatu tentangku?" batin Pak Charles yang sedang melahap makanannya sambil melihat ke arah Luigi dan Nerissa.

"Bagaimana dengan jasad teman-teman Pak Charles? Jika tidak dilaporkan kepada pihak yang berwenang, dan mereka menemukan jasad itu, bukankah semua yang menjadi saksi akan ikut terseret dalam kasus ini?" batin Luigi yang masih melahap makanannya sambil melamun.

Pak Charles yang terus melihat Luigi dan Nerissa melamun sedang memikirkan sesuatu pun membuka suaranya.

"Luigi... Nerissa... Apakah kalian baik-baik saja? Ada yang kalian pikirkan?"

Luigi dan Nerissa yang terkejut dengan suara Pak Charles pun langsung membuyarkan lamunan mereka.

"Tidak Pak... Hanya saja makanannya sangat enak." ucap Luigi yang tersenyum kikuk.

Nerissa hanya bisa mengangguk pelan sambil mendengarkan ucapan Luigi.

TING NUNGGG

Belum sempat Pak Charles membalas ucapan dari Luigi, tiba-tiba bel rumah berbunyi yang membuat salah satu pembantu rumah tangganya membuka pintu dan mengambil sesuatu dari pengantar paket.

Setelah mengambil paket, pembantu rumah tangga itu langsung menutup pintu rumah dan menghampiri Bu Cassandra.

"Ini bu paket ibu."

"Ah iya, taruh saja di kursi kosong sebelah anak gadis itu ya." ucap Bu Cassandra kepada pembantu rumah tangga tadi.

Pembantu rumah tangga itu mengangguk dan menaruh paket besar itu di kursi kosong sebelah Nerissa lalu membungkuk pergi dari sana.

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [DONE]Where stories live. Discover now