17. Bukti.

51 42 11
                                    

NEEET NETTTTT!

Suara klakson mobil terdengar dari luar gerbang rumah. Dengan cepat satpam yang sedang bertugas pada saat itu membuka gerbang rumah. Nampak sebuah mobil mewah nan besar masuk ke dalam halaman rumah Pak Charles yang memang dikhususkan untuk memarkirkan kendaraan.

Pintu mobil dibukakan oleh sang supir yang tadi mengendarai mobil itu.

Terlihatlah kaki imut, mungil nan lucu. Dua pasang kaki turun dari mobil mewah itu.

Vivian dan Rivanno. Ya, benar. Vivian dan Rivanno lah yang keluar dari mobil itu. Mereka baru saja pulang dari sekolahnya. Memang hari sudah siang, menunjukkan jam pulang sekolah sudah tiba.

Vivian dan Rivanno sangat bersemangat untuk jam makan siang. Keluarlah satu orang pembantu rumah tangga menghampiri Vivian dan Rivanno untuk membawakan tas sekolah mereka berdua.

Mereka masuk ke dalam rumah dan langsung pergi ke kamar untuk membersihkan diri.

Nerissa dan Luigi yang dari tadi melihat Vivian dan Rivanno dari atas jendela kamar pun sedikit berbincang.

"Ini sebuah kesempatan. Sepertinya Pak Charles dan Bu Cassandra sudah pergi dari pagi. Mungkin pada makan siang, hanya ada kita berempat. Aku, kamu, Vivian dan Rivanno saja." ucap Nerissa.

"Kamu yakin rencanamu akan berjalan dengan sempurna?" tanya Luigi yang masih ragu.

"Tentu saja. Ketika kita sudah mendapatkan jawaban dari Vivian ataupun Rivanno, kita harus mencari bukti yang lebih kuat. Bentuk fisik harus kita cari di rumah ini." jelas Nerissa yang berbicara pada Luigi tapi tidak menatapnya.

"Bentuk fisik? Seperti apa?" tanya Luigi lagi.

"Jika dia benar-benar peneliti itu, seorang peneliti mempunyai ruangan pribadinya sendiri bukan?"

"Eum... Sepertinya seperti itu." jawab Luigi.

"Kita bisa masuk ke dalam ruangan tersebut dan mencari bukti bahwa Pak Charles benar-benar peneliti yang ada di kejadian belasan tahun lalu." jelas Nerissa kepada Luigi yang masih bingung.

"Jika kita sudah menemukan bukti-bukti itu, lalu akan kita apakan buktinya?" tanya Luigi.

"Tentu saja kita akan membawanya ke jalur hukum. Tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan." balas Nerissa.

"Kamu yakin?"

"Yakin."

"Kita harus menyerahkan semuanya kepada pihak yang berwajib. Agar semuanya dapat ditangani oleh mereka. Mereka lebih tau apa yang harus mereka lakukan." lanjut Nerissa yang masih tidak bertatapan ke arah Luigi.

Luigi berfikir sejenak lalu meng-iya kan rencana yang sudah Nerissa rencanakan.

"Baiklah, aku akan mengikuti semua rencanamu mulai sekarang."

"Lalu, apa yang kita lakukan sekarang?" lanjut Luigi yang masih bertanya.

"Kita tunggu jam makan siang itu datang, setelah mendapatkan jawaban, kita langsung mencari ruang pribadi milik Pak Charles." jawab Nerissa.

"Jika kita ketauan bagaimana?" tanya Luigi.

"E-Eumm..."

Nerissa berfikir keras tentang pertanyaan yang ditanyakan oleh Luigi.

"Kita tidak akan ketauan." jawab Nerissa dengan penuh keteguhan.

"Yakin?"

"Yakin."

Beberapa menit pun berlalu. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar dan berbicara diluar kamar.

TOK TOKK TOKKK

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [TAMAT]Where stories live. Discover now