13. Kasus

7.9K 595 71
                                    

Suara bisikan bahkan gumaman sudah terdengar ramai. Pada pagi yang cerah itu, SMA Puncak Prestasi lagi dan lagi diramaikan dengan desas-desus berita yang menyangkut anak pemilik sekolah, Kathrina Permata Adhyaksa. Kali ini, bukan hanya Kathrina yang menjadi topik hangat. Namun juga menyeret Misya, Clara, Hazel, dan juga Fadel.

Terdapat sebuah berita yang terpublikasi pada website sekolah. Sebuah akun tanpa identitas berinisial "F", merilis sebuah artikel yang berisikan sebuah tulisan dan dilengkapi dengan beberapa foto di dalamnya sebagai bukti yang kuat dan sangat akurat.

Tidak sampai disitu, terdapat angka "4" dan juga "8" yang terpisah dan terletak pada kedua sisi bawah berita tersebut layaknya suatu pertanda penting. Berita tersebut terus menyebar layaknya kobaran api yang terus menyambar ke segala arah.

Kathrina mengepalkan tangan kanannya saat membaca artikel tersebut. "Freya. You son of a bitch!" gertaknya dengan nada rendah sembari menggebrak meja di hadapannya. Gadis itu naik pitam sesaat setelah ia selesai membaca berita yang menyebar tersebut dengan menggunakan namanya sebagai headline berita.

"Kath, gue udah bilang dari awal. Semua ini pasti ulah Freya. Sama kaya berita yang sebelumnya!" Fadel angkat bicara. "Lo terlalu sibuk sama Gita. In the end, all of us ... we fucked up!"

"Shut up, Refadela Pantjoro!" Deru napas Kathrina semakin tak beraturan. Seharusnya, pada saat dimana Fadel memberitahukan kepadanya, Kathrina segera membungkam gadis itu. Bukan bermain-main dengan target barunya.

"Ah, sial! Ini semua karena lo, Kath!" Misya menggigiti kukunya panik, gadis itu tidak berhenti berjalan kesana-kemari bak sebuah setrika. "Harusnya dari awal gue gak ikut-ikutan ngebully Freya kalo tau akhirnya bakal kaya begini!"

"Apa yang harus kita lakuin sekarang, Kath?" celetuk Hazel, satu-satunya anggota yang masih berusaha untuk berpikir secara logis dan realistis. "Gak mungkin kita diem aja. Ini pencemaran nama baik."

Clara memutar bola matanya malas. "Kaya punya nama baik aja," gumamnya pelan, terlihat tidak peduli. Padahal namanya juga ikut tertulis di dalam artikel tersebut. Gadis itu duduk pada sofa yang kosong. "Lagipula, gue yakin. Kayanya bukan Freya pelakunya. Jelas-jelas, dia kan gak bisa bohong."

Kathrina menggertakan giginya, berusaha berpikir keras. Benar, Freya yang mereka rundung, bagaimana mungkin ia bisa memotret dirinya sendiri yang sedang dirundung? Gita juga tidak mungkin. Kathrina sangat percaya bahwa Gita tidak akan melakukan hal seperti itu.

Selain itu, Kathrina dan teman-temannya bahkan tak pernah merencanakan perundungan tersebut. Segalanya mereka lakukan secara spontan. Dan pada saat itu, hanya Freya-lah satu-satunya sasaran empuk kelimanya karena kebetulan gadis itu memiliki satu kelebihan yang menjadi kelemahannya juga. Menjadi siswi beasiswa satu-satunya sebelum hadirnya Gita.

"Ya terus sekarang gimana dong? Siapa yang harus kita salahin?" geram Misya yang masih panik. Ia merasa bahwa hanya dia lah yang akan jatuh jika masalah ini terus berlanjut. "Please, mikirnya cepetan!"

"Lo pikir gue lagi ngapain, Sya? Nyinden?!" jawab Kathrina emosi, membuat Misya menghembuskan napasnya kasar. "Gue tau, kita semua panik. Tapi disini yang jadi headline berita itu, gue!" bentak Kathrina.

"Gue masih yakin, bukan Freya pelakunya."



"Git! Liat!" Ellian mengulurkan tangannya yang tengah menggenggam ponsel mengarah kepada Gita. Gadis itu menunjukkan headline sebuah artikel dan ada nama Kathrina di dalamnya. "The Pillars euy! Yang keseret langsung kelimanya loh. Ngeri banget yah anak orang kaya."

Dengan cepat, Gita menarik ponsel Ellian dan membaca keseluruhan berita tersebut dengan seksama. Baris demi baris, paragraf demi paragraf ia baca dengan begitu teliti. Jantungnya berdegup kencang seperti sedang lari maraton.

Obsessed (GitKath) [Hiatus]Where stories live. Discover now