31. Bertahan Hidup.

21 11 1
                                    

"Infeksi virus itu tersebar lebih cepat daripada dugaanku." batin Johannes sambil melihat rekaman drone yang menampilkan kerusuhan terjadi di tengah kota.

Pak Brixton bingung dengan apa yang harus dia lakukan karena dia tidak tahu cara memusnahkan infeksi virus serangga yang sedang merajalela di kota.

"Kami berdua permisi dulu pak." ucap Johannes kepada kepala-kepala kepolisian di sana dan menggenggam tangan Esmerald lalu pergi dari kantor polisi cabang menuju mobil Johannes.

Esmerald bingung mereka akan pergi kemana. Pada saat mereka berdua sudah duduk dan menutup pintu mobil, Esmerald bertanya pada Johannes.

"Kita akan pergi kemana?" tanya Esmerald kepada Johannes yang memasang sabuk pengamannya.

"Tiba-tiba saja aku teringat kepada kedua anak remaja yang menjadi saksi dari kasus infeksi virus serangga ini. Kita harus menyelamatkan mereka." ucap Johannes yang langsung menancapkan gas pergi ke rumah Nerissa dan Luigi dari pemberian pihak polisi.

"Baiklah." balas Esmerald yang sambil memakai sabuk pengaman.

Johannes dengan kecepatan yang diatas rata-rata langsung pergi ke arah rumah Luigi dan Nerissa.

Saat berada di perempatan jalan tengah kota, mereka terjebak dalam kemacetan yang dihasilkan oleh helikopter terjatuh.

Tapi Johannes tidak berhenti begitu saja. Johannes memundurkan mobilnya dan bersiap untuk menancapkan gas ke arah mobil-mobil yang tertimpa oleh ekor helikopter.

Ekor helikopter itu seperti membuat akses jalan tapi mobil tersebut harus mau tidak mau sedikit melayang dan bahkan terbang.

"Apa kamu yakin?" tanya Esmerald yang ragu dengan tindakan yang akan diambil oleh Johannes.

"Tenang saja. Aku sangat yakin akan hal ini." jawab Johannes yang mulai menancapkan gas dengan kecepatan maksimal.

Esmerald hanya bisa menutup mata dan memegang erat-erat sabuk pengamannya yang terletak di tubuhnya.

Johannes dengan kepercayaan diri yang tinggi pun melewati ekor helikopter tersebut dengan kecepatan maksimalnya. Mobilnya melayang pada saat sudah melewati ekor helikopter, dan...

BRUAG!!

Mobil Johannes berhasil mendarat dengan sempurna di permukaan jalan. Esmerald yang merasa bahwa Johannes berhasil mendaratkan mobilnya dengan sempurna pun membuka matanya dan kembali melihat jalan.

"Sudah ku bilang, aku ahli akan hal ini." ucap Johannes yang langsung kembali mengatur kecepatan untuk pergi ke rumah Luigi dan Nerissa.

Mobilnya tidak mengalami kerusakan apapun. Johannes memiliki mobil dengan badan yang kuat dan kokoh. Dia memang mendesain mobil tersebut agar mudah menangkap pelaku yang berusaha kabur. Selain itu, memang bisa diakui bahwa desain mobilnya itu sangat amat keren. Warna hitam mengkilap, dengan roda-roda mobil yang besar dan terlihat gagah menambah nilai tambah yang ada pada mobilnya.

Johannes terus melewati benda-benda yang menghalangi dengan mudah. Esmerald melihat ke samping-samping mobil untuk melihat keadaan sekitar. Para orang terinfeksi menggila, dengan mengeluarkan serangga-serangga dari mulut mereka, membuat mereka sungguh berpenampilan menakutkan.

"Jika mereka tidak bisa ditembak, lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Esmerald yang menatap ke arah Johannes yang masih sibuk berkendara.

"Bertahan hidup."

Dua kata singkat yang diucapkan oleh Johannes. Memang, saat ini polisi dan tentara tidak tahu harus apa. Senjata yang mereka punya tidak membuat para orang yang terinfeksi itu mati. Mereka hanya bisa untuk bertahan hidup semampu mereka.

Akhirnya mereka berhasil tiba di depan rumah Luigi dan Nerissa. Terlihat Luigi dan Nerissa baru saja keluar dari rumah itu dan menutup pintunya.

"Masuklah!" ucap Johannes kepada mereka berdua dengan membuka jendela kaca mobil.

"Anda...?" heran Nerissa melihat Johannes.

Tapi pada saat mereka melihat Esmerald yang juga melambai kepada mereka, mereka berdua tanpa basa basi langsung masuk ke dalam tempat duduk bagian belakang mobil Johannes dan langsung menutup rapat pintu mobil.

"Kenapa bisa terjadi seperti ini?" tanya Nerissa kepada kedua polisi tersebut.

"Aku tidak tahu pasti. Tapi karena kelalaian dari para polisi dan tentara itu, infeksi virus serangga tersebar ke kota. Tidak hanya kelalaian para polisi dan tentara. Tapi juga para kepala kepolisian yang terlalu terburu-buru ingin melenyapkan infeksi virus ini tanpa tahu asal usul dan semua latar belakang dari virus serangga itu." jelas Esmerald panjang lebar menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari Nerissa.

Nerissa hanya mengangguk paham.

Johannes mengendarai mobil dengan kecepatan yang sedikit berkurang. Dia merasa bahwa sekarang mereka sudah tidak perlu takut dengan serangga-serangga ataupun orang yang terinfeksi karena mereka sudah berada di dalam mobil.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan hati yang sedikit tenang. Mereka melihat keadaan sekitar yang sudah berantakan. Lampu jalan hancur, gedung-gedung rusak bahkan ada yang terbakar, mobil-mobil hancur dan terbakar, semua jalanan macet karena semua orang yang berada di mobil ada yang keluar dari mobil dan juga ada yang menetap dalam mobil, dan asap memenuhi udara yang tadinya bersih dan sejuk.

"Kita akan kemana?" tanya Luigi tiba-tiba yang sedang melihat orang-orang terinfeksi itu berjalan seperti tidak sadar.

Mereka berjalan bukan seperti makhluk hidup pada umumnya. Mereka berjalan kesana kemari tanpa memikirkan sekitarnya seperti orang yang penuh dengan beban hidup.

"Entahlah. Sepertinya kita akan pergi meninggalkan kota ini." jawab Johannes kepada pertanyaan Luigi.

"Apa kalian berfikir bahwa infeksi virus ini akan berakhir? Atau malah sebaliknya?" tanya Nerissa secara tiba-tiba.

"Aku tidak tahu pastinya bahwa infeksi virus ini akan selesai atau tidak. Tapi, yang harus kita ingat hanyalah bertahan hidup." balas Johannes yang masih mengendarai mobilnya.

"Tenang saja. Kita akan bertahan hidup bersama-sama." ucap Esmerald untuk menenangkan semuanya.

Hanya ada keheningan yang ada di dalam mobil. Hanya ada suara-suara berisik dari luar mobil. Suara-suara tersebut terdengar dari teriakan-teriakan orang yang dikejar oleh para serangga-serangga dan orang yang terinfeksi.

Walaupun banyak orang yang terinfeksi di luar sana, tapi Johannes tetap mengendarai mobilnya dengan santai karena dia tahu bahwa orang-orang terinfeksi dan serangga-serangga tidak dapat menembus badan mobilnya.

Perjalanan pun terus dijalankan. Selama beberapa puluh menit hanya ada keheningan yang ada di dalam sana. Tidak ada yang membuka suara karena mereka semua masih terkejut dengan apa yang telah terjadi.

"Pada saat kita tiba di kota lain, apakah keadaannya akan lebih aman?"

Pertanyaan Nerissa memecahkan keheningan. Mendengar pertanyaan Nerissa, mereka bertiga diam sejenak dan tiba-tiba Johannes menjawab pertanyaan Nerissa sambil terus mengendarai mobilnya.

"Aku tidak tahu persis bagaimana keadaan kota lain. Tapi sepertinya kota lain akan lebih baik dan lebih aman daripada kota ini."

"Kuharap juga begitu..." sahut Esmerald dengan suara yang pelan dan memandang keluar jendela mobil.

Perjalanan terus dilanjutkan. Tiba-tiba...

BRUGHHH!!!

_Bersambung_

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [DONE]Where stories live. Discover now