35. Berhasil Pergi?

14 11 0
                                    

"Apakah ada tempat pengisian ulang bahan bakar?" tanya Luigi kepada Esmerald yang sedang memegang peta.

Peta tersebut memberikan penjelasan yang mendetail tentang tempat-tempat yang ada di kota Serenesia dan Tranquilvale. Selain kedua kota itu, peta tersebut tidak terlalu memberikan informasi mendetail tentang tempat-tempat yang ada di kota lain. Mungkin karena kota tersebut lebih jauh dari kota Serenesia, di mana mereka berada.

Esmerald langsung menelusuri tempat-tempat yang ada di dekat tempat lokasi mereka berada.

"Ada!" ucap Esmerald sambil menunjuk ke arah peta yang bertuliskan 'POM BENSIN'.

Mereka berempat langsung memasang raut wajah yang bahagia. Akhirnya mereka menemukan solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi.

Johannes langsung saja menyalakan mobilnya dengan bersemangat.

"Beritahu aku harus pergi kemana mobil ini." ucap Johannes yang sambil melajukan mobilnya.

"Lurus saja sampai menemukan sebuah perempatan." jelas Esmerald yang mengarahkan jalan kepada Johannes yang sudah mulai melajukan mobilnya.

Beberapa menit kemudian, Johannes sudah memberhentikan mobilnya dan melihat ke arah Esmerald untuk mempertanyakan ke arah mana lagi mereka harus pergi.

"Menurut peta yang tertera di sini... Kita harusnya ke arah kanan." jelas Esmerald yang mengarahkan arahan kepada Johannes.

Johannes yang mendengar arahan dari Esmerald pun langsung melajukan mobilnya kembali dan menuju ke arah yang diberitahu Esmerald padanya.

Beberapa menit pun berlalu, akhirnya mereka berempat tiba di sebuah pengisian ulang bahan bakar kendaraan tanpa adanya halangan sedikitpun.

Johannes yang sudah memarkirkan mobilnya di sebuah tempat untuk mengisi bahan bakar sendiri pun langsung turun dari mobilnya dan bergegas mengambil selang untuk menyalurkan bahan bakar dari mesin ke dalam mobilnya.

Entah kenapa di tempat itu begitu sepi. Dari di dekat toko buku tadi, semuanya sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia dan hewan bahkan tidak ada tanda-tanda dari para monster yang menakutkan.

Johannes yang melihat bahwa tidak ada serangga-serangga ataupun orang-orang yang terinfeksi, mengisi bahan bakar tersebut dengan santai menunggunya. Dia tidak perlu membayar bahan bakar itu, karena sepertinya uang sudah tidak berharga lagi di sana.

Pada saat Johannes masih mengisi bahan bakarnya, dia berencana untuk mengisinya sampai penuh agar bahan bakar mobilnya akan lama habis. Dia juga berencana untuk menaruh berliter-liter bahan bakar ke dalam beberapa jerigen yang berukuran sedang. Hal itu bertujuan agar menjaga-jaga bila bahan bakar habis atau terjadi sebuah hal yang tidak mereka bayangkan.

Setelah melihat bahwa mobilnya sudah terisi bahan bakar dengan penuh, Johannes bergegas pergi ke arah ekor mobil untuk membuka bagasi belakang dan mengambil jerigen yang tersedia di sana. Dia selalu membawa jerigen-jerigen berukuran sedang itu untuk keperluan tugasnya.

Setelah dia berhasil mengambil jerigen-jerigen itu, dia langsung menutup bagasi mobil belakang dan berlari ke arah selang yang akan menyalurkan bahan bakar ke dalam jerigen. Dia mengisi jerigen-jerigen itu masih dengan santai. Dia masih belum merasakan kehadiran orang-orang terinfeksi bahkan serangga di sekitar dia.

Beberapa puluh detik pun berlalu. Tiba-tiba saja Nerissa sedikit berteriak tetapi masih dalam nada suara yang berbisik kepada Johannes dengan sedikit memunculkan kepalanya ke arah luar pintu mobil Johannes tempat kemudi yang masih terbuka lebar.

"Cepat masuklah ke dalam mobil. Dibelakang kita seperti ada segerombolan manusia yang sedang diam menatap kita semua."

Johannes yang masih sedang mengisi jerigen-jerigen itu dengan bahan bakar dan mendengar ucapan Nerissa pun menengok ke arah yang dimaksud Nerissa. Betapa gemetarnya dia melihat orang-orang yang sudah tidak berbentuk seperti bentuk manusia pada umumnya. Ciri-ciri dari fisik mereka sangat amat sama dengan ciri-ciri orang-orang yang sudah terinfeksi.

Entah varian baru apa lagi yang mereka temui sekarang, tapi yang mereka tahu adalah bahwa makhluk yang sedang memperhatikan aktivitas mereka berempat itu seperti hantu yang ada di film-film horor. Mereka hanya diam mematung dengan mata yang membelalak, menatap tajam mereka semua terutama pada Johannes karena hanya dia seorang yang berada di luar mobil.

Johannes mematung. Tapi dia cepat disadarkan oleh Nerissa yang masih memunculkan kepalanya melihat ke arah Johannes yang mematung itu.

"Kita harus cepat pergi dari sini. Jangan sampai mereka memakan kita semua." ucap Nerissa dengan sedikit berteriak dan berbisik.

Esmerald dan Luigi hanya bisa menatap ke arah belakang mereka yang jaraknya tidak terlalu dekat dengan mereka, tapi masih saja terlihat bentuk fisiknya dan tatapan tajam mereka semua.

Johannes yang mendengar bisikan Nerissa pun langsung tersadar dan segera menaruh selang pada tempatnya lalu membawa jerigen-jerigen yang sebagian sudah terisi dengan bahan bakar ke dalam mobil.

Jerigen-jerigen itu langsung diambil oleh Esmerald, Luigi dan Nerissa yang berlagak panik. Johannes yang sudah duduk di tempat duduknya pun dengan cepat menutup pintu mobil dan langsung menyalakan mobilnya.

Sial. Sungguh hari sial yang teramat sial.

Johannes yang pertama kali mencoba untuk menyalakan mobilnya pun keheranan karena tidak bisa dinyalakan sama sekali. Hanya ada bunyi getaran yang berasal dari mobilnya dan gagal untuk dinyalakan.

Mereka semua panik. Johannes masih terus saja mencoba menyalakan mobilnya. Mungkin ada sedikit kesalahan yang terjadi pada mobilnya. Kehabisan bahan bakar? Tidak mungkin. Johannes baru saja mengisi bahan bakar sampai penuh.

Esmerald melihat ke arah belakang, ke arah orang-orang misterius itu berada dan ternyata mereka sudah berjalan pelan mengarah ke mobil yang mereka berempat masuki.

"Mereka datang." ucap Esmerald ketakutan melihat orang-orang yang begitu mengerikan.

Luigi dan Nerissa yang mendengar ucapan Esmerald langsung melihat ke arah belakang juga dan benar saja. Orang-orang aneh dan misterius tadi mulai berjalan perlahan mendekati mobil Johannes dengan tatapan kosong.

Johannes tidak melihat kebelakang. Dia hanya fokus untuk menyalakan mobilnya agar cepat dapat dikendarai olehnya.

"Ayolah!" ucap Johannes kesal pada mobilnya yang mewah nan gagah tersebut dengan memukul setir dengan tangan kanannya.

Walaupun kesal, tapi Johannes tidak menyerah untuk mencoba menyalakan mobilnya berulang-ulang.

Mereka bertiga, Luigi, Nerissa dan Esmerald melihat pada saat orang-orang yang diduga terinfeksi sudah hampir sangat dekat oleh mereka. Tiba-tiba saja ada satu orang yang berada di tengah-tengah mereka yang berjejer dan memanjang menunjuk ke arah mobil mereka. Dia seperti menyuruh orang-orangnya atau sesamanya untuk segera berlari menghampiri mobil yang mereka tumpangi.

Dugaan yang sangat amat benar. Setelah satu orang yang berada di tengah-tengah mereka menunjuk ke arah mobil, yang lainnya langsung saja berlari cepat ke arah mereka.

Mereka bertiga panik, mereka langsung menyuruh Johannes untuk cepat menyalakan mobilnya dan pergi dari sana untuk selama-lamanya.

Johannes makin panik saat disuruh oleh mereka bertiga. Tangannya gemetar, matanya melihat ke arah spion tengah untuk melihat orang-orang aneh yang sedang berlari ke arah mereka, air asin keluar dari pori-pori kulitnya, membuat suasana di sana begitu mencekam.

Johannes terus menerus menyalakan mobilnya, dan pada saat orang-orang itu beberapa meter lagi sampai ke arah mobil mereka....

_Bersambung_

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [DONE]Where stories live. Discover now