37. Ricuh.

18 12 0
                                    

"Se-Sengatan?! APA MAKSUDMU? A-Aku akan terinfeksi?" tanya teman sekerja yang tersengat dengan perasaan yang tidak terima.

"A-Aaa... Kita laporkan saja kepada dokter yang bertugas. M-Mungkin saja mereka dapat menanganinya sebelum terlambat..." jelas temannya yang berusaha mencari solusi dan menenangkan teman yang menemani dirinya semasa kecil.

Mereka, Christon dan Zayden sudah berteman sejak mereka berada di jenjang sekolah TK atau biasa disebut sebagai Taman Kanak-Kanak. Mereka berteman karena mempunyai cita-cita yang sama yaitu menjadi seorang tentara. Mereka terus bersama dan berlatih setiap hari untuk mencapai cita-citanya itu. Usaha mereka tidak mengkhianati hasil. Mereka sekarang berhasil menjadi tentara di kota kelahiran mereka, Kota Tranquilvale.

"TIDAK!! Mereka tidak akan menyelesaikan masalahku. Mereka akan menembak mati aku jika mereka tahu bahwa aku sudah dalam tahap akan terinfeksi. A-Aku tidak mau hal itu terjadi. " tolak Christon dengan usulan temannya, Zayden.

"Tapi jika kamu tidak segera ditangani, kamu akan cepat terinfeksi. Kamu tidak akan dapat menjadi tentara kebanggaan keluargamu lagi, Christon!" jelas Zayden yang terus membujuk Christon agar pergi ke dokter yang ada di pertahanan kota untuk memeriksa dirinya dan mengobati dirinya dengan cepat.

"T-Tapi... Jika aku langsung ditembak mati di sana bagaimana? Apa kamu memikirkan apa yang mereka pikirkan saat tahu bahwa aku sebentar lagi terinfeksi? Apa kamu memikirkan hal itu?" tanya Christon yang terus menerus tidak mau memberitahukan orang-orang yang bertugas di pertahanan kota bahwa dia sudah tersengat infeksi dari serangga.

Zayden terdiam saat mendengar kata-kata dari Christon. Dia terdiam sebentar lalu bertanya pada Christon.

"Lalu, apa yang ingin kamu lakukan sekarang? Menunggu dirimu berubah menjadi orang-orang gila itu?"

Christon diam seribu bahasa. Sebenarnya dia ingin pergi ke dokter di pertahanan kota, tapi ada satu hal yang menakuti pikirannya. Dia takut akan ditembak mati. Dia tahu bagaimana kejamnya dan tegasnya dunia kepolisian dan ketentaraan di kotanya.

"Mereka tidak akan sekejam itu padamu. Jika kita sekarang menemui dokter, kamu tidak akan kenapa-napa. Tidak ada yang akan terjadi padamu setelah itu. Percayalah padaku." jelas Zayden yang terus menerus meyakinkan Christon untuk memeriksa dirinya.

Christon berfikir berpuluh-puluh kali terhadap ajakan atau bujukan Zayden untuk pergi ke dokter di pertahanan kota.

Zayden mengulurkan tangannya kedepan hadapan Christon. Christon terdiam sejenak dan akhirnya dia membalas uluran tangan Zayden. Zayden yang melihat bahwa temannya sudah mau diajak untuk pergi ke dokter yang ada di pertahanan kota pun langsung merangkul tubuh Christon dan langsung mengajaknya keluar dari ruang ganti. Tiba-tiba Christon berhenti.

"Aku masih belum memakai bajuku." ucap Christon yang baru menyadari dirinya belum memakai baju seragam tentaranya tadi.

"Hahaha! Ku kira ada apa, pakai bajumu. Aku akan menunggumu diluar." suruh Zayden yang membuka pintu ruang ganti dan keluar dari ruangan tersebut lalu menutup kembali pintunya.

Zayden menunggu dan terus menunggu, beberapa detik berlalu, beberapa menit berlalu bahkan beberapa puluh menit berlalu tapi Christon tak kunjung keluar.

"Kenapa dia begitu lama? Hanya memakai baju tidak sampai satu menit." batin Zayden.

Zayden yang merasa ada kejanggalan dari temannya pun langsung membuka pintu dengan ragu-ragu.

Pada saat dia membuka pintu, terlihat banyak sekali serangga dan terdapat Christon yang sudah berubah menjadi orang terinfeksi. Pintu yang terbuka menyebabkan para serangga-serangga itu keluar dari ruang ganti yang langsung menyerang Zayden dan orang-orang yang ada di dekat sana.

Ricuh.

Para serangga yang keluar dari ruang ganti membuat ricuh keadaan.

Berterbangan, meloncat dan berlari memakan mangsa-mangsa yang ada di sana.

Semua berteriak minta tolong, para tentara yang lengah termakan oleh para serangga tersebut dan ada yang berubah. Para tentara sudah berusaha sekuat tenaganya untuk membakar semua serangga dengan flamethrower. Tetapi, serangga itu begitu banyak. Banyak orang yang terinfeksi mengeluarkan serangga dari dalam tubuh mereka.

Memakan dan menginfeksi. Itu yang dilakukan oleh para serangga di tempat pertahanan kota Tranquilvale. Semua fokus teralihkan oleh para serangga-serangga dan orang-orang terinfeksi yang menggila. Bahkan APD saja dapat ditembus oleh serangga-serangga. APD yang digunakan oleh para petugas, seperti dokter dan tentara hanya sebuah kain biasa berwarna putih yang tentunya masih ada sedikit celah untuk para serangga-serangga itu masuk.

Semua berhamburan ke sana ke mari. Bahkan karena kepanikan yang tidak bisa dikontrol, dapat membuat banyak korban yang tidak dihasilkan oleh infeksi serangga itu. Melainkan akibat dari flamethrower yang sedang dinyalakan untuk membasmi para serangga. Tidak sengaja beberapa orang meninggal dengan keadaan terbakar.

Tapi untungnya, flamethrower itu tidak mengenai benda-benda kecil ataupun besar di daerah sekitar benteng pertahanan kota Tranquilvale yang kemungkinan akan menyebabkan kebakaran hebat di sana.
_________________

"Apa kalian mendengar suara-suara ribut diluar sana?" tanya Esmerald yang merasa bahwa dirinya mendengar suara-suara keributan diluar ruangan yang dia, Johannes, Luigi dan Nerissa dikurung.

"Aku tidak mendengar apapun." ucap Nerissa yang kebingungan dengan pertanyaan Esmerald.

"Suara seperti apa?" tanya Luigi yang juga keheranan.

"Suara ricuh dan teriakan minta tolong dari orang-orang disini bukan?" tanya Johannes yang juga sedikit mendengar suara ribut diluar ruangan.

"Iya. Coba kalian dengarkan baik-baik." suruh Esmerald yang sekarang sedang menempelkan telinganya di pintu yang terbuat dari besi tipis.

Mereka berempat mendekatkan telinganya di dekat pintu besi tipis tersebut dan mencoba mendengarkan suara-suara ricuh yang bersumber diluar ruangan mereka.

TOLONGGG!!!! TOLONGGG!!!

AAAAA!!!

Suara-suara seperti itu yang berhasil mereka dengarkan dari dalam sana.

"Apa serangga-serangga itu datang kembali ke tempat ini?" tanya Nerissa yang masih mencoba mendengarkan suara-suara ricuh.

"Aku tidak tahu pasti. Tapi sepertinya serangga-serangga itu memang sudah berhasil masuk ke area ini." jawab Johannes sesudah mendengar pertanyaan dari Nerissa.

"Apa semua ini artinya kita harus berlarian kesana kemari untuk kabur dari kejaran para serangga itu lagi?" tanya Luigi yang melihat ke arah Johannes.

"Mungkin seperti itu." balas Johannes.

"Lalu bagaimana cara kita pergi dari sini?" tanya Esmerald yang kebingungan dan sudah tidak menempelkan telinganya lagi di dekat pintu besi tersebut.

Semua terdiam ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Esmerald.

Hening.

Keheningan hanya terjadi di dalam ruangan yang tertutup pintu besi tipis mengkilap. Tidak dengan keributan yang ada di luar ruangan tersebut.

Mereka terus berfikir dan berfikir. Mereka harus berfikir untuk mencari jalan keluar untuk keluar dari ruangan terkunci dan segera pergi dari area pertahanan kota Tranquilvale.

Setelah bermenit-menit kemudian, tiba-tiba saja Johannes berdiri dan ingin mengucapkan sesuatu.

Melihat Johannes yang bangun dari duduknya, mereka bertiga yang sedang jongkok dan duduk pun ikut berdiri dan menunggu apa yang akan dikatakan Johannes pada mereka.

Tapi sebelum Johannes mengucapkan sesuatu tersebut, tiba-tiba...

BRUAGHH!!!!

_Bersambung_

INSECT : Serenesia To Tranquilvale [TAMAT]Where stories live. Discover now