Bricia 27🔮

16.2K 1.6K 153
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮




●○●○●○●○









Ditengah malam yang sunyi aura kamar yang ditempati Bricia saat ini terasa mencekam dan berbeda, kedua gadis yang tertidur lelap diatas kasur tersebut masih tak menyadari adanya hal aneh.

Sebuah gerayaman halus membelai turun pinggang ramping Bricia yang kebetulan posisi tidurnya menyamping dengan Cici yang terlentang disebelahnya.

"Cantik, manusia yang sangat cantik," bisiknya tepat ditelinga Bricia sembari menyingkirkan rambut panjang gadis tersebut, "Jadi kau alasannya rela bersekutu dengan kami, tapi kalian tidak bisa bersama terlalu lama ... pria itu, harus terkurung dengan kubangan dosa yang telah diperbuatnya."

Dia menjilat dan mengecup leher jenjang Bricia hingga sedikit menimbulkan leguhan gadis itu, kekehan dalam bak melodi tersebut keluar dari bibirnya diikuti hembusan angin dari luar jendela yang memasuki ventilasi ruangan.

Cici memeluk tubuhnya merasakan dingin yang menusuk, kepalanya ditolehkan ke samping dengan mata yang terbuka sedikit.

"Romero?" gumamnya mengangkat sedikit kepala melihat remang-remang bayangan pria yang begitu memeluk tubuh Bricia di sampingnya.

Sayangnya setelah melihat seringaian pria tersebut mata Cici memejam kembali tepar dengan dengkuran keras.

"Aku menunggu saat-saat itu, saat dimana dia melanggar sumpahnya kami bisa mengambil alih luapan emosi pria tersebut ... dan membuatnya kembali lebih dekat dengan kutukan nya," bisiknya begitu dalam dan seolah bergema sampai akhirnya menghilang.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Disalah satu club malam dengan gaya lampu berwarna ungu yang temaram Romero terlihat duduk terkulai disofa khusus saat orang-orang tengah menari ria.

Didepannya sudah berdiri Zaflan, Aldino dan Felix yang terlihat mendesah lelah akan kelakuan temannya sekarang, Zaflan bergerak merebut gelas kecil yang ingin diisi wine kembali oleh Romero.

"Lo tau lo udah minum berapa gelas sampai mabuk parah kaya gini? tiga botol Rom, tiga botol itu lo habisin sendiri," kesal Zaflan menuang cairan tersebut ke lantai, "Sebaiknya kita bawa dia pulang sekarang."

"Uluh-uluh gak nyangka bayinya si Bricia udah pinter mabok-mabokan, sekarang pulang yu sayang tung ala katung, tung ala katung," Aldino menyodorkan kedua tangannya hendak menyambut Romero.

Tung!

"Akh! goblok lo! pala gue sakit anjir lo kira batok kelapa!" kesal Aldino memegang atas kepalanya saat dengan tanpa dosa Felix memukulkan botol wine yang kosong.

"Pantes aja dia mabuk, lihat. Gue gak berani minum Everclear," Felix menyimpan kasar botolnya diatas meja.

"Gue mau Cia! gue bajingan banget ya ninggalin Cia gue demi cewek lain, Cia jauhin gue. Dia makin gamau ketemu gue lagi ... semua akun sosmed gue dia blokir sampai-sampai dia pergi dari rumah," dibawah kendali alkohol Romero mulai mengeluarkan unek-unek didalam hatinya, bibirnya mengerucut kebawah dengan bahu merosot lemah, "Mau Cia ... Rome gamau dicuekin Cia, gue kangen suara dia, pelukan dia, gue kangen semua omelan dia."

Bricia's world Where stories live. Discover now