1. Jea

87 3 1
                                    

Namaku Jeana Dira. Tapi keluarga dan teman-teman ku biasa panggil aku Jea. Ini sedikit tentang aku.

Aku perempuan remaja berumur 16 tahun dengan tinggi sekitar 163 cm. Aku memiliki rambut panjang berwarna hitam, lurus namun agak bergelombang. Aku lahir pada 9 September 1999. Pada hari lahirku seharusnya dunia kiamat, setidaknya itu yang orangtuaku ceritakan. Tapi hal itu tidak terjadi, malah aku sudah hidup selama 16 tahun. Kalau orang tanya hobiku apa, aku selalu jawab hobiku makan. Orang bilang aku sangat bawel, tapi aku rasa biasa saja. Oke, mungkin aku agak bawel. Atau mungkin sangat. Aku akui aku memang suka bicara. Aku orang yang suka bersosialisasi dan punya banyak teman.

Aku punya orangtua yang sangat mengasihi aku dan kedua saudara perempuanku. Kami memanggil mereka Papi dan Mami. Papi adalah seorang guru di sekolah tempat aku belajar, sedangkan Mami adalah ibu rumah tangga.

Kakak perempuanku bernama Dian. Ia tiga tahun lebih tua dariku, tapi aku lebih tinggi darinya. Tidak seperti aku, ia memiliki rambut yang keriting dan agak kecoklatan. Namun banyak orang bilang kami mirip dan seperti anak kembar, namun aku pikir tidak. Adik perempuanku lahir pada tahun 2007, yaitu saat aku berumur delapan tahun. Namanya Melisa, tapi kami selalu panggil dia Icha. Ia sangat menggemaskan, mungkin karena pipinya yang bulat. Seperti aku dia punya rambut hitam yang panjang dan lurus. Kedua saudaraku memang kadang menyebalkan, kami sangat sering bertengkar, tapi selain itu mereka menyenangkan. Aku sangat sayang mereka.

Aku dibesarkan selama tigabelas tahun di Bekasi. Namun suatu hari Ayahku mendapat pekerjaan di sekolah baru di Tangerang, yaitu sekolah ku saat ini. Kami sekeluarga akhirnya pindah ke Tangerang hingga saat ini. Awalnya aku sedih meninggalkan Bekasi, tempat aku tumbuh besar. Namun setelah aku merasakan suasana Tangerang, aku pun merasa nyaman. Bekasi merupakan kota yang bisa dibilang sumpek. Banyak sekali bangunan dan kendaraan yang mengeluarkan asap, belum lagi cahaya mataharinya sangat terik. Berbeda dengan Tangerang, banyak pohon dan udaranya lebih sejuk. Aku juga punya banyak teman di sekolah baru ku ini. Bisa dibilang aku sudah mulai lupa dengan Bekasi.

Saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Aku seperti remaja-remaja normal lainnya yang sukanya bersenang-senang, tapi aku tetap berprestasi di sekolah. Tapi tidak seperti remaja lain pada umurku, aku tidak punya pacar. Dan lagi aku tidak mau. Kalau pacaran, hidup jadi tidak bebas. Dekat dikit dengan orang lain, pacar marah. Ngobrol dikit dengan orang lain, pacar marah lagi. Orang seperti aku, mana bisa punya pacar. Belum lagi kalau patah hati, aduhh mikirinnya aja sudah pusing deh. Dan juga aku punya pengalaman buruk tentang pacaran yang malas aku ceritakan. Kapan-kapan saja.

Aku kadang mulai bosan dengan hidupku yang biasa-biasa saja ini. Semoga saja besok tidak biasa lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bintang di Langit BekasiWhere stories live. Discover now