Prolog

423 41 31
                                    

Sepasang keluarga kecil sedang bersantai dipinggir pantai, menikmati angin sepoi yang membelai wajah mereka, langit yang tadinya berwarna biru cerah kini perlahan berubah kekungingan. Tanpa aba-aba seorang bocah berusia sekitar 5 tahun mengucapkan kata yang membuat orang tuanya memyernyit heran "Mah.. Pah.. Janji yah gak bakal ninggalin Kenzo" ucapnya dengan terbata bata

"Iya sayang... Mama sama papa janji" Jawab mereka sembari tersenyum kikuk. Kemudian mereka kembali mengobrol sesekali terselip tawa didalamnya. 'Sangat Harmonis'..... Awalnya!

'Anak yang Malang'

Lagi lagi seorang Pria berusia 17 Tahun tersadar dari mimpi buruknya. Ralat, bukan hanya sekedar mimpi melainkan kilasan masa lalunya. Keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajah hingga mengalir ke dadanya.

"Ah... SIAL ! SIAL ! SIAL ! Kenapa lo harus muncul dikehidupan gue ? Hah ?!  " Ucapnya dengan penuh amarah

"Gue nyessel lahir dari rahim lo. Kenapa hah ?! Kenapa lo rela ninggalin gue sama papa !" Tambahnya tidak kalah Ganas, tapi kali ini air mata mulai nampak di pelupuk matanya

"I really really miss you Dad"

🍁🍁🍁


Malam ini tanpa permisi hujan datang begitu dahsyatnya, membuat remaja berkulit putih bersih itu kembali mengingat kenangan pahit yang menimpanya 10 tahun silam.

Hari dimana usianya genap berusia 8 tahun hal yang tak ia inginkan justru terjadi, datang dan mencekiknya dalam keheningan

"Pah... Mama kemana kok belum dateng juga ? Lilinnya udah meleleh ini" Tanya seorang anak bernama Kenzo kepada Papanya

"Lima menit lagi yah sayang, mungkin mama kamu lagi banyak kerjaan di kantor"

Setelah mendengar jawaban dari papanya, anak yang bernama Kenzo itu hanya mengangguk lalu melipat kedua tangannya diatas meja

Lima menit mereka menunggu, tiba tiba dari balik pintu seorang wanita paruh baya mulai menampakkan wajahnya

"Mama !" panggilnya kemudian berlari memeluknya erat. Tapi mamanya tak kunjung membalas pelukannya.

"Mama kenapa ? Apa Kenzo buat salah lagi ? Mama bisa pukul Kenzo sekarang. Hukum Kenzo apa aja mah. Tapi jangan nangis. Kenzo gak mau liat wanita kesayangan Kenzo nangis" Ucap Kenzo sambil menyilangkan tangannya sembari menarik kedua kupingnya

Mawar sama sekali tidak merespon perkataan putra kecilnya, sampai seorang lelaki muda asing muncul diambang pintu

Mama lalu berlari menuju kamarnya, sesekali ia mengusap air matanya. Sedangkan papa, ia hanya berdiri mematung. Raut wajah bingung mulai muncul di wajah papa. Tapi Kenzo lebih memilih menyusul mamanya ke kamar

"Ma... Kok bajunya dimasukin semua ? Apa bajunya udah jelek ? Besok kita ke mall ya buat beliin mama baju yang bagus. Sini biar Kenzo bantu masukin baju jeleknya" Tanyanya polos dengan tangan yang masih setia menarik ujung baju mamanya

"Ma... Om diluar itu siapa ? Kok Kenzo gak pernah ketemu" Tanyanya kembali. Walaupun tetap tak ada respon dari mamanya

"Mama jangan diemin Kenzo. Mama bener bener marah ?"

Jangankan menjawab, melihat kearah Kenzo pun tidak. Mama lalu keluar dari kamar dengan sebuah koper besar berwarna hitam. Kenzo berlari mengejar mamanya dengan susah payah

Hingga mereka sampai di ruang keluarga, tempat ayah, ibunya dan om asing itu berada

Mawar langsung mencium pucuk kepala Kenzo dengan air mata yang masih setia berlinangan di pipinya. "Mama pergi yah sayang, jaga papa kamu"

"Mawar kamu mau kemana ?" Tanya papa pada mama dengan nada lemas

"Besok surat cerainya nyusul mas, aku pergi" Ucap mama yang masih terisak

"Mama..... Mama... Kenzo mohon jangan tinggalin Kenzo. Mama kan pernah janji gak bakal ninggalin aku. Mama, mama gak kasian sama Kenzo sama papa. Kami gak bisa hidup tanpa mama. Kalo Kenzo salah hukum Kenzo aja. Jangan papa" Mohon Kenzo pada mamanya. Tapi Mawar tetap pergi bersama om Asing itu tanpa menghiraukan perkataan Kenzo dan suaminya

Brukk !

Tiba tiba papa tumbang... Aku tak tau harus berbuat apa. Diluar hujan lebat sekali. Aku hanya mengompres papa ku dengan air hangat. Karena mama pun melakukan hal yang sama saat aku sakit.

Malam mulai berganti pagi, gue bingung kenapa badan papa dingin banget, papa tampak lebih putih pagi ini. Gue pun lari keluar mencari bantuan tetangga.

Saat mereka tiba di ruang keluarga beberapa tetangga mengecek keadaan papaku. Gue bingung mereka tiba tiba memelukku dengan air yang berlinang di pipinya.

"Kamu sabar ya nak, Papa kamu udah pergi"

Inilah awal kebencian seorang anak bernama KENZO RADHWA RAVINDRA kepada seorang wanita murahan,tidak tau diri,dan tidak punya kasih sayang sedikitpun bernama MAWAR RYANSIH

🍁🍁🍁

Gimana menurut kalian ? Semoga bagus deh^^ Next ato gak nih ?

KENZOWo Geschichten leben. Entdecke jetzt