Bagian Dua Puluh Satu (REPOST)

55.8K 2.4K 48
                                    

Bagian Dua Puluh Satu.

Peraturannya, vote dulu baru baca. Setelah baca, tinggalkan komentar

Olivia masih berada dalam mobilnya dalam perjalanan menuju sekolah, ia sengaja berangkat agak pagi agar tidak bertatap muka dengan Baron, sungguh Olivia terlalu malas untuk berbasa-basi dengan Baron sejak kejadian kemarin.

Di dalam mobil, mengalun sebuah lagu dari Seconhand Serenade yang berjudul fall for you.

"Anjir, lagu ini nggak pas banget sama suasana hati gue," gumamnya mengomentari lagu yang sedang mengalun. Olivia lantas menganti lagi. sebuah lagu mengalun kembali. Olivia sedikit tenang mendengar alunan musik yang terdengar namun itu hanya beberapa saat. Saat suara penyanyi mulai terdengar ia dengan cepat tahu apa lagu ini, Olivia langsung mengantinya.

"Aduh apalagi lagu Bruno mars ini, mana ada man gue," keluh Olivia lagi.

Ia kesal tidak ada lagu yang pas meggambarkan perasaanya sama sekali. Olivia beralih fokus menyetir setelah mematikan tape. Kenapa rasanya jarak rumah dari sekolah hari ini terasa sangat jauh, batinnya.

Mata Olivia sejenak teralihkan kepada seseorang yang sangat ia kenal baru saja turun dari sebuah mobil yang pernah ia lihat beberapa kali. Olivia berusaha menanjamkan pengelihatannya.

"Alexa." Ia tidak salah itu benar adalah Alexa, teman sebangkunya dari beberapa hari yang lalu. Kenapa dia turun dari mobil gitu ya, bukannya dia itu anak beasiswa. Dan rasanya mobil itu familiar untuknya banget, pikir Olivia terus memandang kea rah mobil yang sedang menepi di jalanan tersebut.

"Devan," pekik Olivia nyaring setelah melihat Devan keluar dari pintu kemudi mobil. Entah mengapa, pagi ini Olivia merasa benar-benar harus mengecekan matanya ke dokter mata. Apa dia salah lihat? Ia sungguh melihat Alexa dan Devan berada trotor jalan dan tampak sedang berdebat.

"Sejak kapan Alexa dekat dengan Devan bukannya ia benci dengan lekaki itu. Ini pasti ada apa apanya." Olivia ingin menepikan mobilnya ke dekat trotoar juga dengan maksud memastikan bahwa matanya tidak salah lihat dan ia ingin membantu Alexa tapi saat mendengar bunyi klakson dari mobil belakang yang tampaknya ribut karena ia menjalankan mobilnya dengan sangat lambat, Olivia akhirnya membatalakan niatnya itu.

Ia menghela nafas kecewa, "Gue tanya dia aja, nanti."

-Crazy Mate-

Jam istirahat berbunyi, sebenarnya dari tadi Olivia sudah ingin bertanya soal apa yang ia lihat tadi pagi tapi melihat Alexa yang tampaknya tidak dalam kondisi yang baik sejak awal pelajaran sampai jam istirahat. Ia lebih memilih untuk menunggu waktu yang pas dari pada makin memperburuk suasana hati Alexa.

Mata Alexa kelihatan sembab meskipun tidak terlalu tidak terlihat karena bedak yang menutupinya, Olivia masih dapat mengetahui itu. Tentu ia tahu, bukan karena ia suka dandan tapi dengan jarak sedekat itu, mata Alexa yang sembab itu sangat mudah terlihat.

"Al, lo baik baik aja?" tanya Olivia. Ia khawatir dengan kondisi Alexa, terlebih mengingat kejadian tadi pagi. Alexa menoleh dan menampilkan senyumnya yang paling terbaik agar membuat Olivia percaya.

"Tentu," balasnya singkat. Olivia menghela nafas dalam, dari pembicaraan ini saja ia sudah dapat menebak bahwa Alexa benar-benar dalam kondisi yang tidak baik. "Mau ikut gue ke kantin?"tawar Olivia. Alexa segera menggeleng kepalanya pelan. "Lo aja ya Liv, gue titip air mineral aja."

Olvia mengganguk mengiyakan. "Ya sudah, gue ke kantin dulu ya." Olivia meninggalkan Alexa sendiri, kini di dalam kelas hanya ada Alexa yang kembali melamun dan beberapa anak dengan otak pintar yang masih saja asyik membaca di jam istirahat seperti ini.

Crazy MateWhere stories live. Discover now