-Sejatinya jika sudah pergi maka untuk kembali pun hanya meninggalkan luka- aku terdiam lidahku kelu, tubuhku kaku dan syarafku seakan berhenti bekerja untuk diriku. mataku tertuju pada sosok yang tak jauh berdiri dari hadapanku, dan iapun juga menatap sorot mataku. mata coklat yang tajam itu seakan membius tubuhku, entah apa arti dari tatapannya yang pasti aku bisa merasakan kerinduan yang teramat dalam dalam tatapan itu tetapi keegoisan itu lebih mendominasi dan kenyataan pahit itu seakan menyadarkannya.