Bagi Ken, jatuh cinta adalah hal yang tabu. Semu. Abu-abu. Dan tak terbayangkan. Ia tak pernah jatuh cinta sesungguhnya pada gadis manapun. Bukan karena ia tak mau melebarkan hatinya, namun keadaanlah yang memaksanya untuk tak jatuh cinta. Bagi Ben, jatuh cinta adalah hal yang luar biasa. Hebat. Penuh warna. Dan sebuah keajaiban. Ia jatuh cinta sesungguhnya pada gadis luar biasa. Setiap hari pada orang yang sama dan selalu dengan ukuran rasa yang sama. Rasa yang tak bisa ia definisikan dengan apapun. Lalu bagaimana jika keduanya dihadapkan pada posisi tersulit? Posisi dimana mereka harus memilih. Bisakah Ben mengajari Ken sesuatu berharga bernama cinta? Atau justru Ken yang akan mengajari Ben sesuatu bernama merelakan?
20 parts