Femila Haruna, pekerja sosial yang gigih dan pantang menyerah. Ia sangat mencintai pekerjaannya yang penuh stress dan menghabiskan banyak energi. "Halo dengan Dinas Sosial ada yang bisa kami bantu?" Betapa bangganya ia dengan apa yang dilakukannya. Bagi banyak orang yang sudah mulai kehilangan nilai-nilai sosial, gotong royong, senasib sepenanggungan, profesi pekerjaan sosial bukanlah profesi yang bisa mendulang banyak emas dan rupiah, profesi kemanusiaan yang amat berbeda dengan kedokteran, kebidanan, atau perawat. Profesi yang selalu berurusan dengan orang-orang yang malang atau bermasalah, yang menawarkan bantuan tanpa pamrih, yang kerjanya mengurusi oranglain hingga diri sendiri pun tak terurus. Sayangnya, kebanggaannya tidak seindah kisah percintaannya. Fimela hanya menginginkan romansa yang biasa, menikah, punya anak, bahagia selama-lamanya hingga surga. Romansa impiannya itu hancur berkeping keping, terserak tak berbentuk ketika calon suaminya tiba-tiba ....