Gelapnya hati, sepi, dan sunyi adalah makanan sehari-hari. Mereka ibarat teman yang selalu ada, bahkan ketika malam menyapa. Mereka pun tak ragu bertamu dalam mimpiku. Merusak rehat dengan hal memuakkan. Merusak rasa dengan kenangan yang kembali datang. Mereka juga yang membuat hidup ini tanpa sinar. Hambar dan membuat sukma ikut kelelahan. Hati pun menjerit ingin berhenti. Namun, tiba-tiba dia menghampiri. Mengulurkan jari-jemari sembari membawa secercah cahaya dari lilin. Bibirnya melengkung dengan rupawan. Mulutnya pun tak ketinggalan ikut berkata, "Jalanlah bersamaku dan akan aku perlihatkan bahwa hidup itu seindah senja."